Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) telah menyelesaikan pembangunan lanjutan Gedung Arjuna dan Gedung
Yudhistira Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gajah Mada (UGM) di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sempat terhenti pada tahun 2010 dengan progres
saat itu 75%. Usai diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg)
Pratikno pada Senin (8/6/2020), RSA tersebut akan segera dimanfaatkan sebagai
RS rujukan penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mensesneg Pratikno mengatakan,
pembangunan lanjutan RSA UGM dengan kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur
terbilang cepat, dilaksanakan sejak 20 April 2020 dan selesai pada 31 Mei 2020.
“Ini luar biasa dalam waktu 37 hari kalender gedung dapat diselesaikan
dengan anggaran Rp 66,8 miliar. Pekerjaannya tidak sederhana, sekaligus harus
tetap aman dari COVID-19. Dan disaat yang sama bukan hanya menyelesaikan
gedung, tetapi juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Untuk itu atas
nama Pemerintah, kami berikan penghargaan kepada seluruh pihak yang
terlibat,” kata Mensesneg dalam peresmian yang dilakukan secara virtual.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan salah satu upaya
peningkatan kuantitas dan kualitas layanan RS Akademik UGM sebagai RS
rujukan penanganan COVID-19 adalah
dengan menyelesaikan pembangunan Gedung Arjuna dan Gedung Yudhistira RS
Akademik UGM. Penyelesaian rumah sakit tersebut
merupakan bagian dari refocussing kegiatan Kementerian PUPR TA 2020
sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan COVID-19.
Direktur Jenderal (Dirjen)
Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga dalam laporannya mengatakan,
pelaksanaan pembangunan Gedung Arjuna dan Yudhistira banyak menggunakan
material non konvensional diantaranya untuk pekerjaan dinding dengan material
sandwich panel yang ringan sehingga pengerjaannya jauh lebih cepat dan lebih rapi.
“Untuk ruang isolasi
menggunakan teknologi smart system sejalan dengan Era Industri 4.0. Ruang
isolasi tersebut dapat dimonitor dan dikontrol secara langsung maupun jarak
jauh (web based) dan pelaksanaanya mengacu pada standar Kementerian Kesehatan
dan standar internasional,” kata Danis.
Adapun dikatakan Danis,
terdapat beberapa keunggulan ruang isolasi RSA UGM yakni pengaturan Negative
Pressure ruangan sampai dengan -2,5 Pa (pascal) untuk pertukaran sirkulasi
udara minimal 12 ACH (Air Change per Hour), Hepa Filter yang dapat menyaring
virus dan bakteri hingga besaran 0,3 mikron, tersedianya ruang Anter Room yaitu
ruang antara berpintu ganda dangan sistem interlock untuk mencegah ruangan lain
terpapar udara dari ruang isolasi, menggunakan lampu UV Germicidal yang mampu
membunuh virus dan bakteri, dan CCTV disetiap ruang isolasi sehingga dapat
selalu termonitor dari jarak jauh.
“Disamping itu seluruh
ruang rawat dilengkapi dengan exhaust fan untuk lebih memproteksi para tenaga
medis, lingkungan sekitar serta pasien yang dirawat. Besar harapan kami dengan
dibangunnya Gedung Arjuna dan Gedung Yudhistira sebagai Rumah Sakit Rujukan
COVID-19 akan mampu meningkatkan perlindungan bagi masyarakat dan juga
meningkatkan kesiapan penanganan masyarakat yang terdampak COVID-19,” ujar
Danis.
Rektor UGM Panut Mulyono
mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat atas selesainya pembangunan
lanjutan gedung Arjuna dan Yudhistira RSA UGM. “InsyaAllah pada hari Kamis
(11/6/2020), setelah kita lakukan sterilisasi, maka gedung ini akan segera kita
operasikan. Kehadiran RSA UGM menjadi sebuah kebanggaan sekaligus harapan bagi
seluruh masyarakat DIY. RS yang berfungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian
dan pelayanan kesehatan secara terpadu, selaras dengan prinsip Tri Dharma
Perguruan Tinggi,” kata Panut.
Penyelesaian pembangunan
lanjutan RS Akademik UGM dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan
kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT. Virama Karya dengan
melibatkan 515 tenaga kerja. Kedua gedung tersebut telah dilengkapi transport
vertikal dalam bangunan (bed lift).
Gedung Yudhistira dibangun
setinggi 5 lantai dengan luas 4.177 m2 dimanfaatkan untuk fasilitas penyimpanan
logistik di lantai 1, ruang Poliklinik COVID-19 di lantai 2, ruang rawat Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) di lantai 3,4, dan 5 dengan kapasitas masing-masing 22,
24, dan 23 tempat tidur. Sementara Gedung Arjuna juga setinggi 5 lantai dengan
luas 4.505 m2 untuk ruang ganti medis di lantai 2, ruang istirahat tenaga medis
di lantai 3, ruang perawatan PDP dengan kapasitas 23 tempat tidur di lantai 4,
dan ruang isolasi kritis dilengkapi negative pressure sebanyak 15 tempat tidur
di lantai 5.
Turut hadir dalam peresmian
virtual tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Wakil Menteri PUPR
John Wempi Wetipo, Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X, Ketua Ikatan
Alumni UGM Ganjar Pranowo, Direktur RSA UGM Arief Budiyanto, Dirut PT Adhi
Karya Enthus Asnawi Mukson, Dirut PT Virama Karya Jusarwanto, Inspektur
Jenderal Kementerian PUPR Widiarto, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR
Trisasongko Widianto, Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Diana
Kusumastuti, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atnawidjaja. (Rls)