Bisniscorner.com – Setelah menyelesaikan pembangunan dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Provinsi Papua yakni Skouw di Kota Jayapura dan Sota di Kabupaten Merauke, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan PLBN baru yakni Yetetkun yang berada di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Wilayah Boven Digoel merupakan
tempat bersejarah karena pernah menjadi tempat pengasingan bagi pejuang
Kemerdekaan Indonesia seperti Mohammad Hatta pada masa Kolonial Belanda yang
berjarak sekitar 422 Km dari Kota Merauke. Kementerian PUPR telah meningkatkan
kualitas jalan perbatasan (Trans Papua) pada ruas Merauke-Boven Digoel tersebut
untuk memperkuat konektivitas kawasan perbatasan.
Pembangunan PLBN Yetetkun
merupakan bagian dari komitmen Pemerintah dalam menjalankan amanah Nawacita
yang dicetuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada lima tahun silam, yaitu
“Membangun dari Pinggiran”. Tujuannya adalah untuk menjadikan kawasan
perbatasan negara yang sering juga disebut sebagai halaman belakangnya Negara
Indonesia, menjadi beranda depan yang dapat dibanggakan.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono menyampaikan pembangunan PLBN tidak hanya bertujuan untuk pos
lintas batas negara, namun juga akan didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
baru, salah satunya dengan dibangunnya pasar. Dengan demikian kehadiran PLBN
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.
“Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio
pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perbatasan,” kata Menteri Basuki.
PLBN Yetetkun mulai dibangun
pada 25 Februari 2020 dan ditargetkan selesai tepat pada peringatan HUT RI 17
Agustus 2021, dengan progres konstruksi saat ini 11,20%. Total nilai kontrak
pembangunannya sebesar Rp 115,8 miliar yang bersumber dari APBN tahun 2020-2021
(MYC).
Pembangunan PLBN ini dilakukan
oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Papua Ditjen Cipta
Karya yang terbagi menjadi zona inti dan sub inti. Lingkup pekerjaan pada zona
inti meliputi gedung utama PLBN, pos pemeriksaan, pos gerbang, power house,
mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), pengadaan perlatan X-Ray dan Thermal
Detection, dan portal. Sedangkan untuk zona sub inti akan dibangun rumah
pegawai dan zona pendukung seperti kios (pusat ekonomi), lansekap, dan
infrastruktur lainnya seperti tempat pengolahan sampah dan penyediaan MCK.
Kedepan pembangunan kawasan
perbatasan oleh Kementerian PUPR tidak hanya pos lintas batas saja, namun juga
jalan paralel perbatasan, jalan akses menuju pos lintas batas dan pengembangan
infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan seperti pembangunan jalan
lingkungan, drainase, pengelolaan sampah, penyediaan sistem penyediaan air
minum (SPAM),dan lainnya.
Selain PLBN Yetetkun,
Kementerian PUPR di Provinsi Papua saat ini juga tengah melanjutkan
pengembangan Zona Inti PLBN Skouw seluas 10,7 Ha dengan luas total bangunan
4.761 m2. Pembangunan Zona Sub Inti tersebut meliputi penataan kawasan, mess
karyawan, bangunan pasar, kantor pengelola, renovasi masjid,renovasi gedung
serbaguna, pembangunan jembatan penghubung, Patung Presiden RI pertama Ir.
Soekarno, ornamen gerbang, video tron, dan fasilitas pendukung lainnya dengan
biaya sebesar Rp 117,5 miliar.
Hingga akhir Mei 2020, progres
konstruksi keseluruhan zona penunjang mencapai 86,5%. Terselesaikannya pembangunan
Zona Penunjang seperti area komersial diharapkan dapat memberikan manfaat
ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar serta mendekatkan dunia usaha (UMKM)
dengan konsumen untuk mempromosikan brand dan produk lokal, termasuk kuliner.
Pada Zona sub Inti dibangun pasar sebanyak 304 kios di atas lahan seluas 3.600
m2. Pasar terdiri dari kios basah, kios
kering serta kios terbuka yang tidak memakai atap penutup berjumlah 50 kios.
Sementara PLBN Sota menjadi
pos lintas kedua yang berbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini setelah
PLBN Skouw yang telah dilakukan perbaikan oleh Kementerian PUPR. Pembangunan
kawasan perbatasan Sota terdiri dari Zona Inti yang meliputi gedung utama Pos
Lintas Batas Negara, gudang sita, klinik, monumen Garuda, bangunan gerbang dan
check point, serta didukung jalan akses menuju PLBN yang mulus dan tersedianya
lahan parker. Zona Sub Inti terdiri dari rumah pegawai dan wisma Indonesia
serta Zona Pendukung berupa rest area, gereja, musola, parkir dan renovasi
Pasar Sota yang dilengkapi fasilitas 13 kios dagang. Pelaksanaan pembangunan PLBN telah dimulai
awal 2019 dengan biaya sebesar Rp 114
miliar. (Rls)