Bisniscorner.com – Penyebaran virus corona atau Covid-19 masih tinggi.
Virus mematikan itu belum ada tanda-tanda akan berakhir. Berbagai kalangan
mengkhawatirkan akan terjadi gelombang kedua seiring dengan pelonggaran PSBB
dan menuju new normal.
Namun di tengah pandemi
Covid-19, banyak masyarakat yang berdiam diri di rumah, permintaan akan frozen
food atau makanan beku meningkat cukup signifikan.
Dengan menggandeng praktisi
dan institusi kuliner pertama, yakni Shinta, pengusaha kuliner MpekMoy, dan
Executive Chef Aston Prioritas Simatupang, Djoko Hendrasto, pada Rabu
(24/6/2020).
Nah, melihat gurihnya bisnis
frozen food di tengah pandemi ini, maka salah satu media online menggelar pelatihan melalui virtual bertajuk
“Ayo…Jadi Pebisnis Frozen Food”, dengan menggandeng praktisi dan
institusi kuliner pertama, yakni Shinta, pengusaha kuliner MpekMoy, dan
Executive Chef Aston Prioritas Simatupang, Djoko Hendrasto, pada Rabu
(24/6/2020).
Pelatihan ini diharapkan bisa
memberikan inspirasi bagi ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan memasak,
pekerja yang terkena pemangkasan gaji, maupun mengalami Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) agar tetap menghasilkan pendapatan melalui bisnis frozen food.
“Intinya kalau hanya ide
saja tanpa dieksekusi tidak akan jalan. Jadi, kita harus berani untuk
melakukannya. Mudah atau susah itu proses,” kata Shinta.
Memang bisnis frozen food
tidak mudah. Bahkan, ia sudah kerap kali jatuh bangun. Namun, kegagalan yang
dialaminya merupakan ilmu bagaimana bisa belajar dari kegagalan yang lalu,
sehingga ke depan tidak mengulanginya lagi.
“Saya berulang kali jatuh
sering. Tetapi, saya bertekad bahwa apa yang saya lakukan ini juga bisa
bermanfaat bagi banyak orang. Ya, saya bisa punya pegawai dan sebagainya. Untuk
itu harus dimulai, harus dilakukan,” tuturnya.
Selanjutnya, kata perempuan berusia
48 tahun ini, untuk promosi di awal bisa dilakukan di lingkungan rumah, maupun
lewat pertemanan di media sosial (medsos).
“Dari Pre Order (PO) kita
mulai percaya, dari situ kita harus konsisten untuk melakukan promosi (frozen
food) yang kita tawarkan. Di awal melalui pertemanan di group (medsos),
lama-lama akan berkembang,” ucapnya.
Di sisi lain, tentu saja
selain memperhatikan cita rasa yang lezat, juga dalam proses pengolahan frozen
baik mulai dari memasak hingga packaging harus memperhatikan protokol
kesehatan.
Keunggulan frozen food sendiri
bisa bertahan lama maksimal hingga enam
bulan. Saat ini, produk frozen yang dimiliknya, antara lain pempek, somay,
pindang patin, pindang daging, tahu baso, dimsum, otak-otak, dan tekwan.
“Produk frozen bagus,
bertahan cukup lama. Misalkan, makanan saya bertahan paling lama hingga enam
bulan. Lebih dari enam bulan, teksturnya berubah, tapi untuk rasanya masih
tetap sama, enggak berubah, masih enak,” ucapnya.
Sementara Djoko Hendrasto
mengatakan, bahwa saat ini merupakan peluang yang tepat bagaimana bisa
memanfaatkan di tengah pandemi Covid-19 agar tetap produktif, sehingga bisa
mendapatkan penghasilan yang menggiurkan.
“Jadi memang justru harus
berpikir terbalik (pandemi Covid-19) menjadi peluang. Jika istri jago memasak,
dari hoby itu bisa kita karyakan, sehingga bisa mendapatkan income,” ujar
pria yang telah bekerja sebagai chef selama 20 tahun ini.
Kendati demikian, bagi yang
tidak jago memasak bisa belajar memasak melalui sarana internet. “Adik saya
bisa memasak dari internet. Dia coba setahun, dan sekarang pintar
memasak,” pungkasnya.
Adapun acara pelatihan ”
Ayo…Jadi Pebisnis Frozen Food” didukung oleh Mandiri Taspen, Sharp, Aston Prioritas Simatupang, Coca Cola Amatil, Indofood, Frisian Flag,
Ichitan dan Evermos. (Rls)