Bisniscorner.com – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mendorong
pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi suatu keharusan dan kebiasaan baru
yang perlu diterapkan semua pihak, khususnya anak. Hal ini penting karena anak
seringkali belum cukup memahami situasi pandemi yang dihadapi, sehingga lalai
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.
Memahami kondisi tersebut,
Sekolah Pelita Harapan (SPH) dan Siloam Hospitals menyelenggarakan webinar
bertajuk ‘Health, Habit, Hope: Healthy Child, Family, and School’ yang
ditujukan untuk publik, khususnya para orang tua, pada Sabtu (1/8).
Webinar tersebut menghadirkan
enam pembicara utama, yakni dr. Yogi Prawira Sp.A(K) (Ketua Gugus Tugas
Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia dan dokter spesialis anak konsultan
emergency & intensive care Siloam Hospitals TB Simatupang), DR. Dr. Allen
Widysanto, Sp.P (Ketua Tim Dokter Paru dan Ahli Medis di Tim Penanganan Cepat
Tanggap Covid-19 Siloam Hospitals dan wakil dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Pelita Harapan), Julie McCaughan (Chief Quality & Nursing
Officer Siloam Hospitals Group dan konsultan Joint Commission International),
Caroline Riady (Deputy President Director Siloam Hospitals Group), Aileen
Hambali (Associate Head of School Sekolah Pelita Harapan), serta Alex Tho
(Ketua Tim Penanggulangan & Pencegahan Infeksi dan Administrative Principal
Sekolah Pelita Harapan Pluit Village).
Deputy President Director
Siloam Hospitals Group Caroline Riady mengatakan, pandemi membuat banyak pihak
berfokus pada penanganan wabah untuk pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat.
Namun, jangan sampai mengabaikan protokol perlindungan kesehatan anak, terutama
penerapannya dalam aktivitas keseharian anak seperti sekolah, bermain, dan
berkreasi. “Para orang tua, keluarga, dan sekolah sebagai pihak yang paling
dekat dengan anak perlu berperan memastikan keamanan anak,” ujar Caroline di
sela webinar.
Selain peran lingkungan
sekitar, lanjut Caroline, edukasi dari orang tua dan guru kepada anak juga
menjadi solusi mencegah penularan virus. Anak perlu diberi pemahaman bahaya
dari pandemi saat ini dengan penyampaian yang sesuai tanpa menakuti. “Mulai
dari mengedukasi mengenai bagaimana bahayanya virus ini. Tak kalah penting
adalah bagaimana mengedukasi anak-anak mengenai menjaga diri mereka sendiri,”
papar Caroline.
Hal yang sama diungkapkan
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia dan dokter
spesialis anak konsultan emergency & intensive care Siloam Hospitals TB
Simatupang dr Yogi Prawira SpA(K). Ia menambahkan edukasi dini menjadi kunci
utama. Orang tua dan pihak sekolah dapat mengajarkan anak anak kebiasaan baru
yang lebih bersih dan sehat dengan cara yang menyenangkan. “Contohnya, melatih
anak memakai masker dengan memilih motif yang menjadi favorit anak serta
membiasakan rutin cuci tangan selama 20 detik sambil menyanyikan lagu anak,”
tegasnya.
Sedangkan Ketua Tim Dokter
Paru dan Ahli Medis di Tim Penanganan Cepat Tanggap COVID-19 Siloam Hospitals
dan wakil dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dr Allen
Widysanto, Sp.P menambahkan selain hand hygiene, respiratory hygiene juga
sangat penting untuk diajarkan pada anak sejak dini dan diimplementasikan.
Beberapa diantaranya adalah ajari anak untuk menutup hidung dan mulut menggunakan
tisu atau siku saat sedang batuk atau bersin. Jangan menutup hidung dan mulut
menggunakan telapak tangan saat sedang batuk atau bersin.
“Serta langsung membuang tisu
bekas pakai ke tempat sampah terdekat dan cuci tangan air mengalir selama
minimal 20 detik atau menggunakan hand sanitizer,” paparnya.
Peran Sekolah
Sementara itu, Associate Head
of School Sekolah Pelita Harapan Aileen Hambali menambahkan peran sekolah dalam
membentuk sebuah generasi pandemi yang sehat dan tangguh secara fisik, mental,
dan spiritual. Ia menambahkan sebuah tantangan besar di era pandemi ini adalah
bagaimana cara membesarkan dan mendidik
generasi muda baru yang mampu menghadapi kesulitan yang dihadapinya dengan
ketangguhan mental dan sehat secara jasmani dan rohani. Jangan sampai semua
ketakutan yang dialami sebuah masyarakat dan keluarga menghasilkan anak-anak
yang kecil hati dan paranoid secara berlebihan.
“Perilaku manusia &
membangun kebiasaan baik adalah salah satu faktor kunci dari Covid-19 Infection
Prevention & Control. Untuk itu, sekolah pun harus bersiap dan berbenah
diri sehingga ketika saatnya tepat, murid-murid bisa kembali bersekolah dengan
protokol kesehatan yang ketat dan fasilitas yang memadai dan aman,” paparnya.
Menurut Aileen, Sekolah Pelita
Harapan bekerjasama dengan Siloam Hospitals Group telah melakukan sebuah
program persiapan kembali ke sekolah dengan Program Penanggulangan &
Pencegahan Infeksi Covid-19 yang komprehensif. Kerjasama pertama antara lembaga
pendidikan dan kesehatan ini bertujuan untuk memastikan lingkungan dan kegiatan
belajar dan mengajar yang aman, ketika saatnya siswa dan guru kembali
beraktifitas di sekolah.
“Kami telah berinvestasi untuk menghadirkan
berbagai teknologi untuk memastikan ligkungan sekolah. Hal itu kami lakukan karena
kami peduli akan keselamatan seluruh orang yang ada di lingkungan sekolah
tersebut,” paparnya.
Kontrol fasilitas dan prosedur
kesehatan dan keamanan yang ketat dan seksama ini dilakukan oleh sebuah tim
yang diketuai oleh Julie McCaughan, seorang tenaga medis berpengalaman
internasional di bidang Infection Control & Prevention.
Beliau juga adalah seorang
konsultan dari JCI International, badan akreditasi global fasilitas kesehatan
dan rumah sakit, sehingga standar keamanan dan pencegahan yang sama dapat
diterapkan juga di SPH. “Harapannya webinar ini dapat menumbuhkan kepedulian
banyak pihak untuk membangun lingkungan ramah anak dari segi keamanan dan
kesehatan. Karena mewujudkan anak Indonesia sehat terbebas dari Covid-19 adalah
salah satu cara menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas,” tutup Aileen.
(Rls)