Bisniscorner.com – Sebagai bentuk dukungan pengembangan pariwisata di Bali, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan konektivitas antar wilayah di Bali, baik melalui pembangunan jalan nasional dan jalan tol, salah satunya adalah rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dengan total panjang sekitar 95 km.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan, tujuan utama pembangunan jalan tol yang akan menjadi
ruas kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan
wilayah di Bali bagian Barat, utamanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan
Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Tidak hanya untuk pengembangan wilayah di Bali, namun menurut Menteri Basuki
juga terkait dengan Jalan Tol Sumatera lalu Tol Trans Jawa yang akan terhubung
hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur.
“Sekarang tahap pembangunan
Trans Jawa sudah sampai Probolinggo Timur dan akan diteruskan hingga ke
Banyuwangi. Kalau sudah tersambung, dari Jawa ke Bali ini akan ada alternatif
jalur darat, karena dengan adanya jalan tol akan lebih cepat juga bisa lihat
pemandangan. Selain itu kalau satu mobil satu keluarga bisa lebih murah dari
naik pesawat,” kata Menteri Basuki didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster saat
melakukan peninjauan ke lokasi rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi
di Desa Sembung, Mengwi, Badung, Kamis kemarin (6/8/2020).
Dikatakan Menteri Basuki,
rencana pembangunan jalan tol ini merupakan prakarsa murni dari pihak swasta
(unsollicited project) sehingga Kementerian PUPR sangat mendorong terlaksananya
pembangunan jalan tol tersebut. Hal ini sesuai dengan pesan Presiden Joko
Widodo agar mencari berbagai alternatif pembiayaan pembangunan jalan tol
sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Terlebih pemrakarsanya ini bukan BUMN, oleh karenanya Kementerian PUPR sangat
mendorong swasta non-BUMN agar lebih semangat untuk berinvestasi di jalan tol.
Jalan tol ini akan dibangun oleh swasta murni tanpa dukungan dari Pemerintah (viability
gap fund), karena tingkat kelayakan investasinya (IRR) sangat tinggi di jalur
yang sudah ramai dilewati kendaraan,” ujarnya.
Menteri Basuki menyatakan,
saat ini tahapan rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sudah memasuki
tahapan studi kelayakan (FS) dan akan segera dievaluasi, selanjutnya akan
dikeluarkan izin prakarsanya. “Setelah itu baru penetapan lokasi (penlok) oleh
Gubernur Bali, lalu Oktober 2020 kita bisa tender dan Maret 2021 sudah bisa
tanda tangan kontrak untuk memulai pekerjaan konstruksinya,” tuturnya.
Gubernur Bali I Wayan Koster
mengatakan, bahwa rencana pengembangan jalan tol tersebut merupakan kebutuhan
untuk mengurai titik-titik kemacetan yang sering terjadi pada jam – jam padat,
di samping juga untuk mewujudkan akses yang cepat menuju Denpasar maupun arah
sebaliknya dari Denpasar menuju Gilimanuk. “Saat normal, waktu tempuh dari
maupun menuju Gilimanuk mencapai 4 hingga 5 jam lebih. Jika ada saja kendaraan
besar bermuatan berat berjalan pelan,” jelasnya. Intinya tol ini akan
menjadi jalur alternatif logistik dan pariwisata.
Diungkapkan Koster, untuk
tahap pertama pembangunan akan dilakukan dari Pekutatan – Soka dengan panjang
sekitar 20 km, karena menurutnya sepanjang jalur tersebut sering terjadi
kemacetan. “Pemprov Bali siap mendukung untuk pembebasan lahan. Kalau trasenya
sudah ditentukan, maka akan dilengkapi dengan dokumen untuk pembebasan lahan,”
ujarnya.
Sedangkan untuk tahap kedua
Koster menyatakan, pembangunan akan dilanjutkan dari Soka ke Mengwi, dan tahap ketiga
baru dari Gilimanuk ke Pekutatan. Meskipun rencana titik akhir jalan tol
tersebut berada di Mengwi, Koster menyatakan jalan tol ini juga akan
dikembangkan lagi pada rencana berikutnya untuk jalur Mengwi – Gianyar hingga
akses antar kabupaten bisa ditempuh sesingkat mungkin. “Total anggaran
pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi diperkirakan sekitar Rp 14 triliun,”
ungkapnya.
Turut hadir dalam tinjauan
tersebut mewakili investor Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi (PT. Bariko Indoraya-PT. Cipta Sejahtera Nusautama)
Tito Sulistio, Dirut PT Nindya Karya Haedar Karim, Direktur Bina Penataan
Bangunan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Kepala Balai
Wilayah Sungai Bali Penida Maryadi Utama, Plh Kepala Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Sodeli, Kepala Balai Prasarana Permukiman
Wilayah (BPPW) Bali I Nyoman Sutresna, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa Timur – Bali Suparman dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S.
Atmawidjaja. (Rls)