Bisniscorner.com – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo melakukan sosialisasi gerakan memasyarakatkan gemar makan ikan di Universitas Binawan. Gerakan ini dalam rangka pemenuhan gizi seimbang untuk pencegahan stunting.
“Hingga saat ini
Indonesia masih menghadapi permsalahan gizi di masyarakat. Dari sekian sumber
pangan protein hewani yang ada, ikan merupakan sumber protein hewani yang
sangat tepat untuk mendukung program perbaikan gizi dan penanganan
stunting,” kata Edhy dalam Webinar Nasional bertema “Gemar Makan Ikan
untuk Pencegahan Stunting, Jakarta, Sabtu (22/8).
Edhy menuturkan, Indonesia
memiliki potensi lestari perikanan tangkap sejumlah 12,54 juta ton/tahun,
dengan produksi perikanan tangkap laut tahun 2019 mencapai 6,99 juta ton.
Sedangkan potensi budidaya air
tawar mencapai 2,83 juta HA dengan pemanfaatan 10,7 persen, budidaya air payau
2,96 juta Ha dengan pemanfaatan 21,9 persen, dan budidaya laut 12,12 juta Ha
dengan pemanfaatan 2,7 persen.
Edhy menjelaskan, Bapenas pada
Stunting Summit tahun 2018 mencatat stunting memiliki potensi menurunkan
kualitas hidup, produktivitas masyarakat, dan berpotensi menimbulkan kerugian
ekonomi negara 2-3 persen dari GDP.
Sementara laporan world bank
2016, stunting juga berdampak pada rendahnya tingkat kecerdasan, kerentanan
terhadap penyakit, penurunan produktivitas, dampak ke depannya menghambat
pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan.
Ia menuturkan, ikan memiliki
sumber protein dengan beragam keunggulan dibanding produk hewani lainnya.
Sejumlah keunggulan ikan diantaranya; pertama mengandung asam lemak omega 3
tinggi untuk perkembangan mata, otak, dan jaringan syaraf. Kedua, ikan memiliki
komposisi asam amino lengkap dan mudah dicerna serta diserap tubuh. Ketiga,
mengkonsumsi ikan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Keempat, ikan dapat mencegah
penurunan penglihatan pada usia lanjut. Selanjutnya, asam lemak omega 3 yang
mengandung EPA dan DHA baik untuk tumbuh berkembang anak dan mencegah radang
sendi pada manula. Keenam, ikan merupakan sumber vitamin D dan klasium bagi
pertumbuhan tulang serta sebagai sumber vitamin B12 untuk mencegah pengeroposan
tulang.
Edhy mengatakan, dalam pencegahan
stuntiong, KKP berperan menindaklanjuti Inpores No 1 tahun 2017 tentang Gerakan
masyarakat hidup sehat (Germas). Target angka konsumi ikan nasional tahun 2024
sebesar 62,05 kg/kapita.
Untuk itu, Edhy mengucapkan
terima kasih kepada civitas akademika Universitas Binawan yang telah mendukung
program Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Saya berharap hal ini
dapat menjadi bagian dari upaya meningkatkan peran masyarakat khususnya
generasi muda untuk memanfaatkan potensi laut dan sumber daya ikan yang melimpah.
Selain itu menjadikan ikan sebagai sumber protein masyarakat dalam rangka
mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ujar Edhy.
Atas Webinar ini, Edhy
berharap menjadi poin penting dan disambut kampus-kampus lainnya. “Kami
siap untuk bekerjasama,” tuturnya.
Dekan Fakultas kesehatan
masyarakat Dr Agung Cahyono menyatakan Fakultas Gizi Masyarakat Universitas
Binawan siap mendukung upaya pemerintah dalam menangani permasalahan stunting
dan program makan ikan ini.”Besar harapan kami untuk bisa kolaborasi
dengan KKP, melalui kegiatan tridarma perguruan tinggi,” kata Agung.
Hal senada dikatakan Plt
Rekator Universitas Binawan, Dr Ayu Dwi Nindyati, MSi, Psikolog. Menurut Ayu,
edukasi harus terus dilakukan untuk mengurangi angka stunting.
“Ini menjadi bukti nyata
bahwa Universitas Binawan bersama dengan pemerintah mengurangi terus stunting.
Karena efeknya berkepanjangan sampai ke penerus bangsa kita. Kalau kita
berhasil mengurangi stunting ini secara terus menerus secara bersama-sama,
melakukan psiko edukasi, mengajak dan mengajak maka Insya Allah stunting di
Indonesia semakin berkurang,” kata Ayu. (Rls)