Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Ditjen Bina Marga tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 km yang menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pembangunan jembatan bertujuan
untuk mendukung konektivitas bagi pengembangan wilayah selatan Kota Kendari
yakni daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan
industri, Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas
barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin
lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat
membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
“Pembangunan
infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas
dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga
untuk meningkatkan produktivitas perekonomian,” kata Menteri Basuki.
Pemerintah telah mencanangkan
pembangunan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian
pengembangan Kota Kendari dengan dibangunnya Pelabuhan Bangkutoko (Kendari New
Port) seluas 66 hektar. Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari pelabuhan
lama di kawasan Kota Lama.
Pelabuhan Bungkutoko
diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari
maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan
industri penunjang seluas 26 Ha. Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal
antar moda (20 Ha), terminal multipurpose (32 Ha), terminal penumpang (23 Ha),
dan tracking mangrove (24 Ha).
Selain mendukung aksesibilitas
pelabuhan baru, Jembatan Teluk Kendari juga akan meningkatkan konektivitas
jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari.
Berdasarkan road map, panjang pembangunan jalan lingkar luar sekitar 40 Km yang
menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.
Staf Ahli Bidang Keterpaduan
Pembangunan Kementerian PUPR Achmad Gani Ghazali Akman saat mengunjungi progres
pembangunan Jembatan Teluk Kendari pada Senin (24/8/2020) mengatakan,
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari ditangani oleh Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional (BPJN) XXI Kendari Sulawesi Tenggara Ditjen Bina Marga dengan Konsorsium kontraktor adalah PT. PP dan PT
Nindya Karya dengan biaya APBN sebesar Rp 800 miliar melalui skema kontrak
tahun jamak (MYC) 2015-2020.
Sementara Kepala BPJN XXI
Kendari (Sultra) Yohanis Tulak Todingrara mengatakan, pengerjaan konstruksi
Jembatan Teluk Kendari terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit
(602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama atau main
span (200 m). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter
dengan empat lajur serta median dan trotoar. Progres konstruksi seluruhnya
telah mencapai 97,33 %.
Jembatan Teluk Kendari juga
akan mempermudah akses masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia
yang selama ini dipisahkan oleh Teluk. Masyarakat harus menyeberangi Teluk
Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari teluk sejauh 20 Km dengan waktu
tempuh 30-35 menit. Dengan adanya Jembatan Teluk Kendari maka jarak semakin
dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit.
Turut mendampingi pada
kesempatan tersebut, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Thomas
Setiabudi Aden, Kepala BPJN XXI Kendari (Sultra) Yohanis Tulak Todingrara, Kepala
Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara Mustaba, Kepala BWS
Sulawesi IV Kendari Haeruddin C. Maddi, dan Kepala Balai SNVT Sulawesi Tenggara
Hujurat. (Rls)