Bisniscorner.com – Dalam
rangka mendukung ketahanan pangan secara nasional, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 500.000 hektar irigasi dan
merehabilitasi 2,5 juta hektar jaringan irigasi mulai tahun 2020 hingga 2024
mendatang. Sebanyak lima (5) jaringan irigasi yang masuk dalam Proyek Strategis
Nasional (PSN) kini dalam tahap penyelesaian, dimana dua diantaranya berada di
Provinsi Aceh yakni pembangunan jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Lhok Guci
di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh, dan DI Jambo Aye Kanan di Kabupaten Aceh
Utara dan Timur Provinsi Aceh.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan dan
bendung di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra
pertanian. Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat
membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
“Pembangunan bendungan diikuti
oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun
dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir
sampai ke sawah-sawah milik petani,” jelas Menteri Basuki.
Di Provinsi Aceh, tengah
diselesaikan sekaligus dua jaringan irigasi yang totalnya akan mengairi area
seluas 21.570 hektar. Pembangunan jaringan irigasi di Lhok Guci yang akan
mengairi area seluas 18.542 hektar, saat ini pembangunannya sudah memasuki
tahap II untuk pembangunan saluran primer sepanjang 10 km dan saluran sekunder
sepanjang 812 m.
Kepala Balai Wilayah Sungai
(BWS) Sumatera I Djaya Sukarno menuturkan, pembangunan DI Lhok Guci diawali
dengan dibangunnya Bendung Lhok Guci pada 2004-2008 dan dilanjutkan pembangunan
salurannya pada tahun 2008-2015. “Kemudian dilanjutkan menjadi salah satu
PSN dikerjakan tahap I nya pada 2015-2017. Setelah itu masuk tahap II
2018-2020, namun pada 2020 ada Pandemi COVID-19 dan terkena refocussing
anggaran sehingga target penyelesaian mundur ke tahun 2022,” kata Djaya.
Meskipun terkena refocussing
anggaran akibat Pandemi COVID-19, pembangunan tahap II Daerah Irigasi (DI) Lhok
Guci dilaksanakan oleh PT. Hutama Karya-Jaya Konstruksi, KSO dengan nilai
kontrak Rp 255,55 miliar terus dilanjutkan dengan progres konstruksinya sebesar
63,08%. Djaya mengungkapkan, saluran irigasi Lhok Guci, Kabupaten Aceh Barat,
akan difungsikan secara bertahap mulai musim tanam Oktober 2020-Maret 2021
(Okmar) untuk mengairi sawah seluas 400 hektare (ha).
“Kemudian tahun 2021
ditingkatkan lagi fungsionalnya menjadi 1.400 ha sehingga nantinya petani di
Kabupaten Aceh Barat bisa mendapatkan suplai air dengan baik dan ditargetkan
menjadi 2.800 ha pada tahun 2022. Hal ini juga untuk mendukung Gerakan Aceh
Mandiri Pangan yang dicanangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh,” kata
Djaya.
Dari rencana fungsionalisasi
DI Lhok Guci secara bertahap, Djaya mengatakan bahwa ada empat desa yang akan
mulai dialiri air dari saluran irigasi Lhok Guci, yakni Desa Babah Lueng, Alue
Keumang, Babah Iseung, dan Manuang Kinco, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten
Aceh Barat.
Sementara untuk pembangunan
jaringan DI Jambo Aye Kanan telah dimulai sejak akhir 2016 dan progresnya saat
ini sudah sekitar 70,35% dengan target awal rampung pada akhir 2020.
“Namun karena ada Pandemi COVID-19 dan terkena refocussing anggaran,
penyelesaiannya mundur hingga 2022,” ujar Djaya.
Dengan biaya pembangunan
sebesar Rp 225,14 miliar, pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan
mencakup pekerjaan saluran primer sepanjang 10 Km dan saluran jaringan sekunder
32 km yang akan mengairi area seluas 3.028 hektar. Pekerjaannya dilakukan oleh
kontraktor PT. Selaras Mandiri Sejahtera – PT. Nakhla Sampurna, KSO. (Rls)