Bisniscorner.com –
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan
pembangunan infrastruktur pengendali banjir untuk melindungi Bandara Yogyakarta
Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bandara YIA pada 28
Agustus 2020 dengan harapan bahwa bandara ini akan menciptakan efek berganda
(multiplier effect) bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitarnya, khususnya
sektor pariwisata, termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Borobudur.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan
secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air
bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui
sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
Selain itu, perubahan iklim
menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Pergeseran
dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi
pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.
“Upaya penanggulangan bencana,
termasuk banjir merupakan tanggung jawab kita bersama. Sesuai dengan tugas dan
fungsinya, Kementerian PUPR berperan dalam masalah infrastruktur. Dalam pelaksanaan
mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting
seperti beberapa teknologi yang sudah dikembangkan Kementerian PUPR misalnya,
bendungan pengendali banjir, sabo dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa,”
kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Dalam mengurangi risiko banjir
Bandara YIA, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu
Opak, Ditjen Sumber Daya Air membangun sejumlah prasarana pengendali banjir
pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto dan Serang. Dukungan infrastruktur
dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai,
peningkatan kapasitas sungai, pembangunan sistem drainase, sodetan, kolam
retensi, rumah pompa hingga bangunan penahan air (longstorage).
Kebutuhan biaya pembangunan
pengendali banjir Bandara YIA diperkirakan mencapai Rp 1,6 triliun yang
dianggarkan secara Multi Years Contract (MYC) tahun 2020-2022. Ancaman banjir
Bandara YIA disebabkan karena kapasitas saluran drainase di sekitar tidak mampu
menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang. Terdapat dua langkah
penanganan oleh BBWS Serayu Opak yakni pembangunan sistem drainase dan
pengendalian debit sungai.
Untuk sistem drainase
diantaranya dilakukan peningkatan kapasitas Kali Deres, Kali Carik Barat,
sodetan Kali Turi, dan Longstorage Ledeng. Kemudian untuk pengendalian banjir
pada Sungai Bogowonto dan Serang diantaranya dilakukan pengerukan dan pelebaran
alur Sungai Jaelantara, Plumbon, dan Deres. Selanjutnya pelebaran sungai
sebagai longstorage, pembangunan kolam retensi Carik Timur dan Macaman,
perbaikan pintu air, pemasangan pompa air, revetment, dan pembangunan jalan
inspeksi Sungai Bogowonto sepanjang 2 Km.
Mulai September 2020, anggaran
sebesar Rp 72,67 miliar digunakan untuk pembangunan prasarana pengendali banjir
di DAS Serang, Sungai Bogowonto dan anak sungainya, pengaman muara Sungai
Bogowonto sisi barat dan timur.
Dalam membangun operasional
Bandara YIA, pada 2019 Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan pembangunan
underpass sepanjang 1,3 kilometer yang menghubungkan Purwokerto dengan
Yogyakarta melalui jalur Pantai Selatan Jawa (Pansela). Underpass ini terdiri
dari konstruksi terowongan (slab tertutup) sepanjang 1.095 meter serta jalan
pendekat arah timur dan barat masing-masing sepanjang 110 meter dan 100 meter
serta memiliki lebar 7,85 meter, clearance atas 5,2 meter dan samping 18,4
meter.
Untuk mengantisipasi
terjadinya genangan air saat turun hujan, konstruksi underpass ini dilengkapi
dengan rumah pompa dan dilapisi waterstop yang terbuat dari karet untuk beton
dinding dan lantainya. Di samping itu, untuk menambah nilai estetika pada
konstruksi terowongan dihiasi ornamen khas Yogyakarta seperti Tari Jathilan,
Tari Angguk Putri, Kalamakara dan Setilir Gebleg Renteng. Selain menghubungkan
Purwokerto dengan Yogyakarta melalui Pansela, diharapkan underpass NYIA ini
dapat memperlancar arus lalu lintas warga Kulon Progo dan sekitarnya sehingga
mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo. Beroperasinya underpass
NYIA juga mendukung Jalur Pansela sebagai alternatif Jalur Pantura yang telah
padat lalu lintasnya dan menjadi jalur wisata. (Rls)