Bisniscorner.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar simulasi pemungutan suara dalam menghadapi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember mendatang.
Simulasi yang digelar di
Lapangan PTP Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan ini, digelar
ketiga kalinya untuk mempersiapkan pelaksanaan pencoblosan sesungguhnya di masa
Pandemi ini.
Ketua KPU RI Arief Budiman
mengungkapkan, ada sejumlah catatan yang diperoleh berdasarkan hasil simulasi
yang dilakukan hingga ke tiga kalinya itu.
“Ini simulasi ketiga,
simulasi pertama kita selenggarakan di kantor KPU. Catatan kita salah satunya,
pemilih kita imbau datang di tiap- tiap jam yang berbeda, walaupun durasi di
Undang-Undang sampai jam 13.00 tentu harus dilayani. Kami melihat kerumunan
terjadi antara jam 9 sampai jam 10,” ucap Arief Budiman di Lapangan
Cilenggang, Kecamatan Serpong, Sabtu (12/9).
Berdasarkan pengamatan dari
pelaksanaan simulasi ketiga ini, lanjut Arief, adalah lama waktu dalam melayani
pemilih sejak memasuki TPS untuk melakukan pencoblosan hingga pemberian tinta
pemilu sebagai tanda pemilih telah melakukan pencoblosan.
“Kemudian pada yang kedua
catatan kita mungkin ada yang belum terbiasa menggunakan sarung tangan dan
lain-lain agak lama. Saya belum tahu nanti evaluasinya nanti sore. Ada yang
simulasinya diberikan dalam bentuk tertutup ada yang dibuka dulu, jadi disetiap
TPS yang kita simulasi ada beberapa model-model, kita disini ditetes (tinta)
ada yang dioles dengan cuton but. Mungkin nanti ada dua simulasi lagi baru pada
kesimpulan,” jelas Arief Budiman
Ketua Bawaslu RI Abhan
mengaskan, dengan simulasi yang sudah dilakukan bisa menjadi perbaikan yang
nantinya bisa diaplikasikan pada pemilu 9 Desember mendatang.
“Mudah-mudahan simulasi
ini dari satu kedua ketiga dan masih banyak lagi, tentu harus ada perbaikan
yang nantinya tentu diaplikasikan dalam kondisi pemilu pada tanggal 9. Saya
kira hari ini ada perubahan yang signifikan, terkait dengan adanya pembatas
antrian, saya melihat kesatu kedua belum ada. ini ada pembatasan antrian, ada
batasnya, kemudian ada tulisan batas 1 meter,” kata Abhan.
Pada masa Pandemi ini lanjut
dia, simuliasi yang dilakukan beberapa kali ini, bisa dimasukan dalam aturan
KPU. Sehingga dalam pelaksanaan di hari pencoblosan nanti, masyarakat menjadi
lebih terjamin dari terhindarnya penyebaran Covid-19
“Harapan kami, ini
mudah-mudahan bisa revisi kembali, menjadi bagian dari PKPU. agar ada pembatas
ini dikongkritkan dalam KPU 1 meter-1 meter. Sehingga ini agar tidak menumpuk
di pintu masuk ini,” ucap Abhan.
Catatan Bawaslu lainnya,
adalah beban kerja petugas KPPS mulai dari mempersiapkan pelaksanaan
pencoblosan dan juga persiapan protokol Covid-19 dengan memeriksa suhu tubuh
dan lain sebagainya.
“Catatan kami kedua,
diantara 7 petugas KPPS ini memang ada beban yang berat. Di KPPS pertama, KPPS
pertama ini bebannya beban elektoral, sehingga mencatat pemilih dalam daftar
DPPT nya itu, kemudian memeriksa KTP dan sebagainya, tetapi ada beban tambahan
dia harus mengukur thermogun kemudian menyarankan untuk hand sanitizer,”
jelas dia. (Han)