Bisniscorner.com – Pembangunan Permukiman dan Perumahan yang layak huni dan berkelanjutan selama masa tatanan baru (era new normal) pasca Pandemi COVID-19 menjadi isu penting dengan diangkatnya tema “Housing For All: A Better Urban Future” pada Peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) 2020.
HHD diperingati oleh
negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap tahunnya,
termasuk Indonesia pada Senin pertama bulan Oktober dengan tujuan untuk
merefleksikan kondisi permukiman dunia dan hak dasar semua masyarakat untuk tempat tinggal yang layak.
Plt Sekretaris Jenderal
Kementerian PUPR Anita Firmanti mengatakan, Kementerian PUPR terus
memfasilitasi penyebarluasan pengetahuan (knowledge hub) bidang permukiman dan
perumahan dengan memberikan dukungan kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, praktisi/akademisi, dan aktor pembangunan lainnya melalui kontribusi
gagasan ide, pemikiran, dan inovasi dalam membahas isu, perumusan usulan
kebijakan, serta menyelaraskan program pembangunan di Indonesia. Selain itu,
Kementerian PUPR juga berperan menghimpun informasi, mengkoordinasikan proses
transfer pengetahuan terkait agenda habitat, serta implementasi New Urban
Agenda (NUA)/Agenda Baru Perkotaan yang telah disahkan oleh PBB pada 26 Oktober
2016 lalu, serta pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs)
bidang permukiman dan perumahan di tingkat nasional dan daerah.
“Luasnya lingkup kegiatan
pembangunan permukiman dan perumahan memerlukan kesamaan persepsi dari para
pemangku kepentingan terkait isu,
tantangan, dan strategi pembangunan ke depan, serta pengelolaan terhadap data
dan informasi maupun contoh praktik antar pelaku pembangunan,” kata Anita
Firmanti saat membuka Webinar Series dalam rangka Peringatan HHD 2020, pada
Senin (28/9/2020).
Webinar Series dilaksanakan
selama 3 hari mulai 28-30 September dengan menghadirkan narasumber yang memiki kompetensi
di bidang masing-masing. Pada Webinar pertama mengusung tema “Pembangunan
Perumahan dan Perkotaan di Indonesia oleh Pemerintah Pusat dan Pemda
dengan narasumber sejumlah kepala daerah
diantaranya Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anas, Walikota Tual Adam Rahayaan, Walikota Malang Sutiaji, dan Dirjen
Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga sebagai pembicara utama.
“Webinar Series ini
menyediakan ruang untuk saling menghimpun data dan informasi best practices
pembangunan permukiman dan perumahan seperti strategi pembangunan, tata kelola
kelembagaan dan pembiayaan, kolaborasi dan pemberdayaan, serta kendala dan
permasalahan yang dihadapi, termasuk upaya pembangunan pada era adaptasi
kebiasaan baru,” ujar Anita Firmanti.
Dirjen Cipta Karya Kementerian
PUPR Danis Hidayat Sumadilaga menjelaskan, Pandemi COVID-19 yang berlangsung lebih dari satu semester di
Indonesia memberi pembelajaran penting dalam pembangunan perkotaan ke depan.
Seperti perlunya memperhatikan memenuhi kebutuhan fasilitas medis sebagai
standar layanan kesehatan kota dan perlunya pengendalian kepadatan penduduk di
perkotaan. “Ini telihat dari tingkat penyebaran Virus Corona cenderung
tinggi di kota-kota dengan densitas penduduk yang tinggi,” kata Danis
Sumadilaga.
Selanjutnya juga perlu
memperhatikan penyediaan transportasi publik yang baik dan mampu menjamin aspek
keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan, ketersediaan ruang terbuka
hijau dan pusat komunitas. Dimana pada masa Pandemi COVID-19, keberadaan ruang
terbuka hijau dan pusat komunitas
dapat berfungsi untuk berbagai
keperluan seperti ruang isolasi dan
sosialisasi sedangkan di masa normal menjadi instrumen untuk
meningkatkan kohesi sosial serta memupuk modal sosial dalam situasi krisis atau
bencana.
Penataan kota ke depan juga
perlu memperhatikan penyediaan prasarana dan sarana dasar yang handal, seperti
ketersediaan air minum dan sanitasi. Perlunya pendekatan menuju kota yang
cerdas, berdaya saing, dan berbasis teknologi. Penggunaan infrastruktur
Informasi Teknologi (IT) dapat menjadi sebuah terobosan cara kerja yang efektif
di masa Pandemi atau masa mendatang. Terakhir perlunya peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan.
Untuk mendukung tercapainya
NUA dan SDGs, Kementerian PUPR terus melaksanakan pembangunan infrastruktur
perkotaan, permukiman, dan perumahan demi terwujudnya kota layak huni seperti
yang tertuang dalam RPJMN 2005-2025 dan Visium Kementerian PUPR di bidang
permukiman yaitu 100% smart living atau hunian cerdas.
Di bidang permukiman, dalam
kurun waktu 2015-2019, cakupan pelayanan air minum nasional melalui pembangunan
SPAM dengan target 26.928 liter/detik tercapai 25.366 liter/detik, pengembangan
kawasan permukiman dengan target penurunan luas kawasan permukiman kumuh
perkotaan sebesar 38.431 hektar tercapai 32.222 hektar, pemenuhan akses layanan
sanitasi dan persampahan dengan target pelayanan untuk 10.737.054 KK tercapai
10.207.619 KK.
Pada tahun 2020, Kementerian
PUPR juga melanjutkan Program Padat Karya Tunai (cash for work) bidang
permukiman dan perumahan sebagai upaya untuk mempertahankan daya beli
masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang tertekan akibat Pandemi COVID-19.
Antara lain melalui Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
(PISEW) di 900 kecamatan dengan anggaran Rp 540 miliar, penataan Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU) di 364 kelurahan dengan anggaran Rp 382 miliar, Tempat
Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di 106 lokasi dengan
anggaran Rp 63 miliar.
Selanjutnya Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat(PAMSIMAS) di 4.717 lokasi dengan
anggaran Rp. 1,120 triliun, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di 1.028
lokasi dengan anggaran Rp. 391 miliar, Pembangunan baru rumah swadaya untuk
12.000 unit rumah dengan anggaran Rp. 459 miliar, dan Peningkatan kualitas
rumah swadaya untuk 208.000 unit dengan anggaran Rp. 4,354 triliun yang
dilaksanakan melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). (Rls)