Bisniscorner.com– Disamping melakukan pembangunan infrastruktur berskala besar seperti jalan tol dan bendungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga terus melanjutkan pembangunan infrastruktur kerakyatan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, diantaranya pembangunan jembatan gantung untuk meningkatkan konektivitas antar desa.
“Hadirnya jembatan
gantung akan mempermudah dan memperpendek jarak warga masyarakat perdesaan
menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan
atau kecamatan dan silaturahmi antar
warga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Salah satu jembatan gantung yang diresmikan kemarin, Senin (19/10/2020) adalah Jembatan Gantung Nawacita yang berada di Dusun Tegaldowo, Desa Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jembatan ini pun selain meningkatkan konektvitas antar desa juga menjadi salah satu destinasi wisata baru di Bumi Projotamansari. Selain di Tegaldowo, Jembatan Gantung Nawacita juga terdapat di Nambangan, Dusun Nangsri, Desa Srihardono, Kabupaten Bantul.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY Kementerian PUPR Satrio Sugeng Prayitno
mengatakan, jembatan Gantung Nawacita ini dibangun oleh Kementerian PUPR p
diselesaikan tahun 2019 dengan anggaran Rp 3,8 miliar. Menurutnya keberhasilan
Dusun Tegaldawa dalam mengembangkan jembatan gantung Nawacita sebagai destinasi
baru wisata patut dicontoh daerah lain agar ekonomi masyarakat juga turut
terdongkrak.
“Keberadaan jembatan
gantung Nawacita dengan lebar 1,8 meter dan panjang 60 meter ini banyak
menyedot banyak wisatawan. Baik di Jawa Tengah dan DIY, keduanya mempunyai
prospek pengembangan wisata dan kini menjadi
contoh untuk pengembangan destinasi wisata,” ujar Satrio.
Anggota DPR RI Idham Samawi
yang merupakan penggagas pembangunan jembatan gantung tersebut mengatakan,
jembatan gantung Nawacita merupakan program dari pemerintahan Bapak Presiden
Joko Widodo yang tidak saja dilakukan di Bantul namun di sejumlah daerah di Indonesia.
Oleh karenanya, sudah jadi kewajiban masyarakat untuk menjaga agar jembatan
tidak cepat rusak.
“Sebagai masyarakat, kita
wajib bersyukur atas selesainya pembangunan jembatan gantung Nawacita. Bentuk
bersyukur tersebut tak lain dengan menjaga dan memelihara agar jembatan tidak
cepat rusak,” kata Idham.
Kepala Desa Bantul Supriyadi
mengatakan, pengunjung kebanyakan ingin berswafoto di tengah jembatan yang
menghubungkan antara Dusun Tegaldowo, Desa Bantul dengan Dusun Kembangputih,
Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan.
Selain jembatan gantung
Nawacita dan Pendopo Budaya, Supriyadi mengungkapkan, jembatan gantung tersebut juga memiliki daya
tarik wisata lainnya, yakni patung proklamator RI Soekarno, pendopo Handoko
Budaya. Untuk Pendopo Handoko Budaya menelan anggaran Rp195 juta yang bersumber
dari Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)
Kementerian PUPR.
Supriyadi menambahkan,
Pemerintah Desa Bantul bersama dengan masyarakat setempat juga mengembangkan
Taman Puspa Gading yang berisi wahana permainan anak-anak mulai dari kolam
renang hingga kolam terapi ikan, serta sentra kuliner.
Hal tersebut diakui Supriyadi
semakin menambah ramai pengunjung saat akhir pekan sehingga menggerakkan
perekonomian masyakarat sekitar. Bahkan saat libur akhir pekan pengunjung
mencapai 2.500 orang. “Dengan kunjungan sekitar 2500 orang, dari
pendapatan parkir saja bisa mencapai Rp. 8 juta, belum termasuk pendapatan dari
sentra kuliner yang menyajikan menu khas Bantul. Dari warung saja, dalam satu
harinya bisa meraup untung Rp. 200 ribu, angka pendapatan yang cukup
besar,” ujarnya. (Rls)