Bisniscorner.com – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meresmikan pengoperasian Jalan Layang (flyover) Pantoloan sepanjang 904 meter di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (27/5/2021). Jalan layang ini dibangun untuk mendukung kelancaran arus lalulintas Jalan Trans Sulawesi yang melintas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu di Kelurahan Pantoloan.
Wamen Wempi dalam sambutannya
menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat membantu pembangunan
flyover tersebut sehingga memudahkan akses mobilitas masyarakat. “Saya
harap flyover ini ke depannya dijaga sehingga dapat dirasakan manfaatnya
bersama,” ujarnya.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Muhamad Syukur mengatakan,
pembangunan flyover ini dilaksanakan dalam waktu enam bulan.
“Pembangunannya dimulai pada Juli 2019 dan selesai pada Januari 2020 lalu,
dengan total anggaran Rp 85 miliar oleh kontraktor PT. Pasifik Nusa
Indah,” ujar Syukur dalam laporannya.
Syukur menambahkan, flyover
ini merupakan jalan layang pertama di Sulawesi Tengah yang diharapkan akan
menambah keyakinan para investor untuk menanam modalnya di KEK Palu karena
infrastruktur semakin lengkap. “KEK membutuhkan akses mobilitas yang
memadai sehingga memudahkan pelaku usaha. Diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian di Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Wakil Walikota Palu Reny
Lamadjido mengatakan, flyover ini diharapkan dapat menggerakkan kelancaran
distribusi logistik dengan mengurangi beban lalu lintas yang menghubungkan kota
Palu dengan wilayah lainnya di Sulawesi Tengah. “Utamanya untuk
mempermudah akses ke Pelabuhan Pantoloan dan mendukung pengembangan KEK Palu,”
ujarnya.
Jalur Trans Sulawesi dibuatkan
flyover dengan ketinggian lima meter, sedang di bagian bawahnya adalah akses
utama dari KEK Palu menuju dermaga peti kemas Pantoloan yang panjangnya
mencapai 300 meter, sehingga kedua jalur itu tidak saling menghambat saat arus
lalulintas sedang padat.
Pembangunan flyover ini
menggunakan teknologi mortar busa yang dikembangkan secara sederhana
menggunakan metode timbunan ringan, struktur baja bergelombang dicampur dengan
bahan pasir dan semen yang telah diatur mutu kekuatannya sehingga memiliki
keunikan dalam menghemat anggaran belanja konstruksi sebesar 20 – 30 %.
Mortar busa memiliki beberapa
keunggulan yakni bahannya lebih kuat dan padat namun lebih ringan dibandingkan
dengan timbunan pilihan, sehingga lebih sesuai dengan daya dukung tanah,
khususnya di Kota Palu yang memiliki risiko besar terjadi gempa bumi.
Turut hadir dalam pertemuan
tersebut Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR
di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Keterpaduan
Pembangunan Achmad Gani Ghazaly Akman, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS)
Sulawesi III Taufik, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II
Kementerian PUPR Suko Wiyono, dan Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW)
Sulteng Ferdinand Kana Lo. (Rls)