Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah menyelesaikan pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menyambungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Terowongan yang menjadi ikon toleransi antar umat beragama ini progres fisiknya mencapai 61% dan ditargetkan rampung pada 17 Agustus 2021.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan penghubung antara dua rumah ibadah ini bisa saja
menggunakan jembatan penyeberangan, tetapi karena faktor keamanan dan
keselamatan desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah. “Ada tiga
alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau
dengan yang lain, kita pilih terowongan yang lebih aman,” kata Menteri
Basuki.
Direktur Jenderal Cipta Karya
Diana Kusumastuti menyampaikan untuk selalu memperhatikan keselamatan selama
masa konstruksi, terlebih pembangunan Terowongan Silaturahmi ini berdekatan
dengan Masjid Istiqlal dan Gereja Katederal yang merupakan bangunan cagar
budaya.
Dalam pembangunannya,
persyaratan teknis keandalan bangunan yang meliputi aspek keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan tetap menjadi prioritas. “Keselamatan konstruksi menjadi fokus
utama yang harus diterapkan di lapangan, terlebih bangunan Masjid Istiqlal dan
Gereja Katederal ini merupakan bangunan cagar budaya yang menjadi kebanggaan
negara kita. Harus ada pengawasan dan metode khusus dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan baik untuk pembangunan Terowongan Silaturahmi ini
maupun bangunan Masjid Istiqlal dan Gereja Katederal.” terang Diana
Pembangunan Terowongan ini
telah dimulai pada 15 Desember 2020 lalu dengan anggaran Rp 37,3 miliar yang
dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, manajemen konstruksi PT Virama
Karya dan perencana PT Yodya Karya. Lingkup pekerjaan meliputi persiapan dan K3
dengan progres 94,46%, pekerjaan pembongkaran 97,25%, galian tanah dan
finishing jalan 85,76%, pekerjaan struktur 80,18%, pekerjaan arsitektur 35,07%,
pekerjaan MEP 8,71%
Pekerjaan galian tanah dan
finishing jalan meliputi pekerjaan galian tanah, pekerjaan timbunan dan
pemadatan, pekerjaan sumur recharging, piezometer dan inclinometer, pekerjaan
perkerasan bawah jalan dan pekerjaan lapisan atas jalan. Selanjutnya pekerjaan struktur
meliputi pekerjaan guide wall, pekerjaan dwall, pekerjaan capping beam,
pekerjaan struktur baja lift dan entrance. Sementara pekerjaan arsitektur
meliputi pekerjaan entrance, pekerjaan dinding dan lantai marmer dan pekerjaan
plafon perforated metal.
Terowongan Silaturahmi
dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter
dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan
tunnel 226 m2. Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral
yakni 32 m hal ini guna memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara jarak
terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 m.
Arsitektur entrance terowongan
ini dibangun dengan gaya modern di mana eksteriornya menggunakan material transparan
sehingga kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan
bangunan cagar budaya tidak terhalang.
Sementara untuk interiornya
menggunakan material marmer serta dilengkapi dengan railing stainless sebagai
simbol jabat tangan. Selain tangga, terowongan ini juga dilengkapi dengan lift
difabel untuk menunjang fungsi sebagai bangunan publik.
Di samping sebagai ikon
toleransi antar umat beragama, pembangunan terowongan ini berfungsi memudahkan
akses jamaah antar bangunan rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir
tanpa mengganggu arus lalu lintas saat ini.
Dalam pembangunan, Badan
Pengelola Masjid Istiqlal dan Dewan Paroki Gereja Katederal dilibatkan dalam
proses pembahasan bersama terkait konsep disain yang memperhatikan masing rumah ibadah agar mencirikan bentuk
persatuan bukan perbedaan dalam bentuk disain, rencana pengelolaan dalam
operasional Terowongan Silaturahmi nantinya, serta keselamatan masing masing
bangunan rumah ibadah selama pengerjaan konstruksi agar tidak menimbulkan
kerusakan terhadap bangunan eksisting. (Rls)