Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pemasangan Jembatan Bailey untuk penanganan sementara Jembatan Benanain yang rusak akibat bencana banjir di Kabupaten Malaka pada April 2021 lalu. Diharapkan dengan selesainya jembatan semi permanen ini dapat membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari serta memperlancar distribusi logistik antar wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas
barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin
lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat
membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
“Pembangunan
infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas
dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga
untuk meningkatkan produktivitas perekonomian,” kata Menteri Basuki.
Penanganan sementara Jembatan
Benanai telah selesai tepat waktu pada awal Juni 2021 untuk segera dimanfaatkan
dalam mendukung kelancaran arus perekonomian di jalur padat Lintas Selatan
Timor – Malaka – Belu. Hari ini (9/6/2021), Jembatan Benanai dilakukan uji coba oleh Kementerian
PUPR disaksikan Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penaggulangan Bencana NTT dan NTB
Kementerian PUPR Widiarto bersama Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi didampingi
Bupati Malaka Simon Nahak, dan jajaran Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN)
NTT, Dinas PUPR Pemprov NTT serta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selaku
kontraktor.
Kepala Satgas Penaggulangan
Bencana NTT dan NTB Kementerian PUPR Widiarto mengatakan percepatan pembangunan
jembatan sementara Benanain merupakan komitmen bersama antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah dalam melaksanakan program penanganan infrastruktur
terdampak bencana banjir di Provinsi NTT dalam rangka memulihkan fungsi dan
kondisi secara permanen.
“Dengan dibukanya
jembatan sementara ini diharapkan arus
logistik barang kebutuhan masyarakat berjalan lancar sejak terputus April lalu
saat bencana,” ujar Widiarto.
Setelah dilakukan uji coba,
jembatan yang berada di Dusun Kotafoun, Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman
tersebut dapat dilalui semua jenis kendaraan baik dari arah Betun menuju Kupang
atau sebaliknya, serta dari Malaka Barat dan sekitarnya menuju Betun dengan
memperhatikan berat muatan kendaraan berkapasitas beban maksimal 5 ton.
Konstruksi jembatan semi
permanen Benanain dibangun dengan kombinasi Jembatan Bailey bentang 30 meter
dan lebar 5,5 meter, timbunan tikar beronjong sepanjang 62 meter dan lebar
efektif 4,5 meter dilengkapi lubang pengairan air dari beton bertulang, abutment
berupa bronjong aramco/uditch sepanjang 70 meter.
Di samping itu secara pararel
juga dilakukan perbaikan permanen
Jembatan Benanain yang ditargetkan selesai Oktober 2021. Penanganan permanen jembatan yang dilaksanakan yakni pembongkaran
segmen jembatan yang rusak meliputi pembongkaran bentang 2 (60 m), bentang 3
(35 m), bentang 4 (30 m), dan pembongkaran pier 2 dan pier 3 serta dilanjutkan
pembangunan kembali jembatan menjadi 2 bentang.
Pembangunan Jembatan Benanain
baik sementara maupun permanen dikerjakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya
dengan anggaran sebesar Rp 107 miliar, terdiri dari penanganan darurat sebesar
Rp 3,6 miliar dan penggantian permanen sebesar Rp 71 miliar.
Jembatan Benanain dibangun
sejak tahun 1982 dan pernah direhabilitasi oleh Kementerian PUPR pada tahun
2000 usai terjadi banjir besar. Akibat banjir awal April 2021 lalu bagian
struktur jembatan lama yang dibangun pada 1982 mengalami kemiringan sehingga
tidak bisa dilewati kendaraan bertonase besar. Sementara bagian jembatan yang
pernah direhabilitasi tidak rusak.
Dalam penanganan darurat
pascabencana banjir, sebelumnya
Kementerian PUPR juga telah
membangun jembatan sementara dari kayu sebagai jalur alternatif agar
arus kendaraan roda dua dan pejalan kaki bisa melintas. Jembatan ini selesai
dibangun pada April 2021 dengan panjang 100 meter dan lebar 2 meter. (Rls)