Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga akan terus melanjutkan pembangunan di bidang konektivitas, terutama penyelesaian infrastruktur jalan dan jembatan yang sudah mulai dibangun dan pemanfaatan infastruktur yang sudah terbangun. Hal ini menindaklanjuti optimalisasi program prioritas Kementerian PUPR yang dikarenakan adanya pengurangan pada jumlah anggaran tahun 2022.
“Kami sampaikan karena adanya
konstraksi anggaran yang cukup besar, kami mendapat arahan dari Menteri untuk
menggunakan metode OPOR (Optimalisasi, Pemeliharaan, Operasi, Rehabilitasi).
Kita akan fokus menyelesaikan infrastuktur yang sudah dimulai dan memanfaatkan
yang sudah terbangun. Untuk program-program yang baru akan dibatasi,” jelas
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian pada Rapat Dengar Pendapat (RDP)
dengan Komisi V DPR RI pada hari Rabu (9/6/2021).
Direktorat Jenderal Bina Marga
mendapat pagu indikatif anggaran tahun 2022 sebesar Rp 39,7 triliun. Dari
besaran tersebut dialokasikan Rp 37,3 triliun untuk program konektivitas dan Rp
2,4 triliun untuk program dukungan manajemen. Program konektivitas terdiri dari
program committed (Rp 18,2 triliun) dan program non committed (RP 19,28
triliun), sedangkan untuk kegiatan baru tidak dialokasikan.
Pada tahun 2022, Direktorat
Jenderal Bina Marga akan memprioritaskan pembangunan dan duplikasi jembatan
(4.937 m), preservasi dan penggantian jembatan (88.039 m), pembangunan jalan
(239 km), peningkatan kapasitas dan preservasi struktur jalan (2.230 km),
penanganan mendesak dan tanggap darurat, peningkatan aksesibilitas
flyover/underpass/terowongan (427 m), peningkatan konektivitas jalan bebas
hambatan (16,2 km), preservasi rutin jalan dan jembatan nasional, serta
revitalisasi drainase.
Dari total anggaran program
padat karya Kementerian PUPR sebesar Rp 13,6 triliun, Direktorat Jenderal Bina
Marga mendapat alokasi sebesar Rp 4,5 triliun. Alokasi anggaran padat karya
yang diterima Direktorat Jenderal Bina Marga untuk tahun 2022 ini mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2021 yang sebesar Rp 3,1 triliun.
“Anggaran padat karya Rp 4,5
triliun digunakan baik untuk program khusus padat karya, maupun juga
program-program lainnya yang menggunakan metode padat karya,” kata Hedy.
Program padat karya bidang bina marga nantinya akan digunakan untuk preservasi
jalan, preservasi jembatan, dan revitalisasi drainase. (Rls)