Bisniscorner.com – Menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo untuk menciptakan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium di Tanah Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan peningkatkan kualitas layanan jalan pada kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Selain pembangunan jalan baru dan preservasi, peningkatan kualitas layanan jalan dilakukan melalui penataan kawasan pedestrian sehingga memiliki trotoar kualitas premium.
Salah satu pekerjaan penataan
kawasan pedestrian dengan kualitas trotoar yang telah selesai adalah
peningkatan jalan, trotoar, dan drainase Jalan Soekarno Atas sepanjang 2,19 km,
Jalan Soekarno Bawah sepanjang 2,01 km, dan Jalan Simpang Pede sepanjang 4,51
km.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan “Presiden Jokowi ingin wajah Labuan Bajo
berubah”. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai akan
mengubah wajah kawasan, sekaligus mempercepat pengembangan destinasi wisata
setempat dan meningkatkan layanan bagi wisatawan mencapai lokasi wisata.
“Layanan jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian lokal di
kawasan wisata, seperti Labuan Bajo,” kata Menteri Basuki.
Penanganan kawasan
pedestrian Jalan Soekarno Atas, Jalan
Soekarno Bawah, dan Jalan Simpang Pede dilaksanakan Balai Pelaksana Jalan
Nasional (BPJN) NTT, Ditjen Bina Marga sejak 2020. Konsep penataan trotoar
jalan tetap mempertahankan tata hijau dengan ditanami pohon agar teduh,
terutama tanaman lokal seperti Sakura Flores dan Flamboyan.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker)
Pelaksana Jalan Nasional III Provinsi NTT, Yanuar Dwi Putra menjelaskan,
perbedaan antara trotoar premium dan non premium dari material dan desain yang
digunakan, yakni trotoar non premium biasanya menggunakan lantai paving blok.
“Untuk trotoar premium menggunakan
PJU (penerangan jalan umum) yang bentuknya mirip dengan tongkat ranger di Pulau
Komodo, juga menggunakan lantai trotoar dari andesit yakni batu alam yang
dibentuk menjadi persegi untuk ditata rapih, dan dilengkapi tempat sampah, dan
kursi untuk melihat sunset,” terang Yanuar.
Lebih lanjut, Yanuar
menambahkan, untuk mendukung program mitigasi dampak Pandemi COVID-19,
pelaksanaan penataan kawasan pedestrian di Labuan Bajo juga disisipkan kegiatan
dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) yang melibatkan masyarakat/warga setempat
sebagai pelaku pembangunan.
“Karena masyarakat Labuan
Bajo banyak yang bergantung pada penghasilan dari sektor pariwisata, pada
situasi pandemi seperti saat ini mereka banyak yang pendapatannya berkurang,
bahkan kehilangan mata pencaharian. Mereka mendapat penghasilan dengan bekerja
menjadi unskilled labour di program padat karya,” ujar Yanuar.
Selain penanganan jalan,
trotoar, dan drainase di dalam kota, Kementerian PUPR melalui BPJN NTT juga
meningkatkan jaringan jalan yang terhubung dengan kawasan sekitar Labuan Bajo.
Pada tahun 2021 terdapat dua paket kegiatan infrastruktur jalan, yakni
pengaspalan Jalan Labuan Bajo – Terang – Pelabuhan Bari sepanjang 1,8 km dan
Preservasi Jalan Labuan Bajo – Malwatar – Kota Ruteng sepanjang 107,5 km.
Rencananya juga akan dibangun
Jalan Labuan Bajo – Tanah Mori
menggunakan dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai
persiapan Labuan Bajo menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20
dan ASEAN Summit 2023 mendatang. “Dirjen Bina Marga sudah memerintahkan
kepada Balai Jalan NTT untuk melakukan
lelang dini dengan skemanya multiyears kontrak,” pungkas Yanuar. (Rls)