Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan tambahan 3 bendungan baru untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Tiga bendungan multifungsi telah dilakukan pengisian air awal (impounding) pada Juni 2021 untuk meningkatkan suplai air irigasi pertanian di provinsi lumbung pangan nasional, yakni Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang
Teknologi Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra
S. Atmawidjaja mengatakan pembangunan ketiga bendungan tersebut merupakan
Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan menambah tampungan air sehingga
kontinuitas suplai air irigasi ke lumbung-lumbung pangan nasional terjaga.
“Pembangunan bendungan
harus diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya
suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali
tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam setahun,” kata Endra
S. Atmawidjaja.
Menurut Endra S. Atmawidjaja,
dengan dibangunnya bendungan serta bending dan kelengkapan jaringan irigasi
yang bersumber dari bendungan diharapkan dapat membantu petani untuk
meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan
yang hanya satu kali tanam dalam setahun.
Bendungan Way Sekampung
memiliki kapasitas tampung 68 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk penyediaan
air irigasi seluas 72.707 hektar di Daerah Irigasi (DI) Sekampung seluas 55.373
hektar dan menambah areal irigasi DI Rumbia Extension seluas 17.334 hektar.
Pembangunannya dibagi menjadi empat paket pekerjaan yakni: Paket 1 dan 3 dengan
kontraktor PT. PP-PT. Ashfri (KSO), Paket 2 oleh PT. Waskita Karya – PT. Adhi
Karya (KSO), dan Paket 4 oleh PT. Waskita Karya.
Selain mendukung kebutuhan
pangan di Provinsi Lampung, Bendungan Way Sekampung dengan luas genangan
sebesar 800 hektar juga dapat dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendalian
banjir di Provinsi Lampung sebesar 185 m3/detik karena terintegrasi dengan
Bendungan Batutegi dan Bendungan Margatiga (on-going). Bendungan multifungsi
ini juga berpotensi sebagai penyedia air baku untuk Kota Bandar Lampung, Kota
Metro dan Kabupaten Lampung Selatan sebesar 2.482 liter/detik, tenaga listrik sebesar 5,4 MW serta menjadi
objek wisata di Kabupaten Pringsewu.
Selanjutnya Bendungan
Paselloreng dibangun dengan kapasitas tampung 138 juta m3 dan luas genangan 169
hektare. Endra menambahkan bahwa Bendungan Paselloreng telah di terpadukan
pembangunannya dengan bendung dan jaringan irigasi Gilireng yang mampu mengairi
areal persawahan seluas 8.510 hektar.
Bendungan ini juga berpotensi
sebagai sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 200
liter/detik, infrastruktur pengendali banjir wilayah hilir Sungai Gilireng
sebesar 1.000 m3/detik, pengembangan sektor perikanan air tawar dan pariwisata
serta konservasi Sumber Daya Air pada kawasan green belt.
Bendungan ketiga yang mulai
dilakukan pengisian air adalah Bendungan Kuningan di Jawa Barat dengan
kapasitas tampung 25,9 juta m3 dan luas genangan 221,59 hektar. Bendungan ini
akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 3.000 hektar di beberapa daerah
Jawa Barat bagian Timur dan sebagian untuk Jawa Tengah. Selain irigasi, manfaat
lainnya adalah menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Kuningan sebesar 0,30
m3/detik, mereduksi debit banjir sebesar 213 m3/detik, dan potensi sebagai sumber
tenaga listrik 0,50 MW. (Rls)