Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus berupaya melakukan penanganan banjir yang terjadi di seluruh wilayah sungai di Indonesia. Berbagai upaya struktural melalui pembangunan fisik infrastruktur seperti bendungan dan embung harus dilengkapi dengan kegiatan non struktural untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan semua pemangku kepentingan dalam upaya mengurangi resiko bencana banjir.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh
lewat kegiatan multisektoral yang
melibatkan seluruh pemilik kepentingan dengan
visi bersama untuk menyelesaikan masalah secara
berkelanjutan. Kolaborasi harus terus diupayakan sehingga semuanya dapat memahami siapa yang sedang
bekerja dan program yang dilaksanakan, termasuk pentingnya keterlibatan
masyarakat,” tuturnya.
Di Kota Makassar, Kementerian
PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang melakukan
monitoring dan peninjauan lapangan terkait penanganan banjir di Kota Makassar.
Pada tahun 2021, Kementerian PUPR melalui BBWS Pompengan Jeneberang
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 31,37 miliar untuk operasi dan pemeliharaan
seluruh sarana pengelolaan Sumber Daya Air termasuk revitalisasi pengendalian
banjir Kota Makassar.
Kepala BBWS Pompengan
Jeneberang Adenan Rasyid mengatakan, peninjauan lapangan dilakukan untuk
memastikan kondisi aliran sungai di Kota Makassar jelang musim hujan sebagai
bentuk upaya mengurangi risiko bencana banjir, dimana titik pertama yang
ditinjau adalah aliran Sungai Balangturungan, Kecamatan Biringkanayya, Kota
Makassar.
Pada lokasi tersebut, Adenan
mengatakan pekerjaan normalisasi di Sungai Balangturungan sudah rampung
100 % dengan pekerjaan pengerukan sedimen, perapihan tanggul sungai serta
pembersihan sampah di area sungai.
“Namun, kembali terjadi
penyempitan sungai akibat penumpukan limbah sampah baru di area Sungai
Balangturungan. Untuk itu kita koordinasikan ke Pemerintah Kota Makassar untuk
bersama-sama memberitahukan ke masyarakat jangan membuang sampah di
sungai,” ujar Adenan.
Di lokasi berikutnya, tim BBWS
Pompengan Jeneberang juga melakukan peninjauan di Sungai Biring Je’ne,
Paccerakang, Perumahan BTN Kodam III, Kelurahan Katimbang, Kecamatan
Biringkanaya, yang merupakan salah satu wilayah langganan banjir tahunan.
Dikatakan Adenan, pengerjaan
normalisasi Sungai Biring Je’ne Kodam III juga sudah selesai, namun aliran air
masih terhambat dikarenakan penyempitan jembatan di area perumahan tersebut.
“Kapasitas aliran sungai sudah sesuai tetapi ada jembatan menuju area
perumahan yang memperkecil kapasitas aliran air,” kata Adenan.
Terakhir, peninjauan dilakukan
di lokasi normalisasi serta pemeliharaan rutin di Sungai Sabbeng, Kecamatan
Manggala, Kota Makassar. “Normalisasi di Sungai Sabbeng
ini alhamdulillah progresnya juga sudah mencapai 100% untuk menghindari
terjadinya luapan sungai yang mengakibatkan banjir di blok 10 Perumnas
Antang,” jelasnya.
Namun, masalah lain yang
menjadi penyebab terjadinya banjir di Blok 10 Perumnas Antang dikatakan Adenan
yaitu adanya penyempitan badan sungai akibat konstruksi jembatan yang hanya
memiliki tiga gorong-gorong dengan diameter 80 cm hingga dipastikan akan menjadi hambatan
aliran pada saat debit air besar.”Untuk itu kita koordinasikan ke
pemerintah setempat agar ini bisa diatasi bersama-sama,” pungkasnya. (Rls)