Bisniscorner.com – Dalam rangka meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air menargetkan pembangunan 13 bendungan selesai pada akhir 2022. Dari 13 bendungan tersebut, salah satunya berada di Pulau Bali yakni Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng.
Pembangunan bendungan tersebut
bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketersediaan air nasional,
khususnya Pulau Bali sebagai destinasi
pariwisata internasional di Indonesia. Bendugan Tamblang merupakan bagian dari
Program Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan untuk menambah tampungan air
sehingga kontinuitas suplai air baku dan irigasi ke sawah terjaga.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7
triliun m3/tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691
miliar m3/tahun dimana yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar m3/tahun
untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan
dan irigasi.
“Namun potensi sebesar itu,
keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan
tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung
untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan
embung/setu untuk penampungan air,” kata Menteri Basuki.
Bendungan Tamblang diproyeksi
memiliki kapasitas tampungan sebesar 7,6 juta m3 untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi D.I Bungkulan dan D.I Bulian seluas 588 Hektar (Ha). Di samping itu,
juga bermanfaat sebagai penyediaan air baku dengan debit 510 liter/detik,
menambah cadangan listrik (PLTM) sebesar 0,54 MW, pengendalian banjir, kawasan
konservasi, dan potensi pariwisata baru di Bali utara.
Pembangunan bendungan
dikerjakan oleh kontraktor PT.PP-Adijaya (KSO) dengan nilai kontrak sebesar Rp
816 miliar. Saat ini progres konstruksinya mencapai 51.72% dan ditargetkan
selesai pada 2022.
Bendungan Tamblang memiliki
luas lahan 73 Ha dengan sumber air berasal dari Tukad Daya. Bendungan ini merupakan
bendungan dengan tipe Rock Fill Dam dengan Inti Tegak puncak 260 meter dan
lebar puncak 12 meter, dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel tapal kuda
dengan diameter 4,50 meter.
Pembangunan bendungan tersebut
akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Bali yang terkenal dengan
sejumlah destinasi pariwisata bertaraf
internasional. Sebelumnya telah dibangun Bendungan Titab Kabupaten Buleleng
(2011-2015) dengan kapasitas tampung 12,80 juta m3, Bendungan Benel Kabupaten
Jembrana selesai 2010 kapasitas 1,9 juta m3, Bendungan Telaga Tunjung Kabupaten
Tabanan selesai 2007 dengan kapasitas 1,26 juta m3, Bendungan Grokgak Kabupaten
Buleleng selesai 1997 dengan kapasitas 3,1 juta m3, dan Bendungan Palasari
Kabupaten Jembrana selesai 1989 dengan kapasitas 8 juta m3. (Rls)