Bisniscorner.com – Jumlah penderita Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) kini kian bertambah setiap hari seiring dengan pertambahan kasus covid-19 di Indonesia. Beberapa penderita isoman dilaporkan memiliki kelainan pada kulit baik yang berhubungan langsung dengan infeksi Covid-19 atau tidak langsung.
Lalu apa saja yang dapat
dilakukan untuk merawat kondisi kulit dari rumah? Dermatologis ZAP Clinic dr.
Novi Junita, M.Biomed, Sp.KK akan membagikan beberapa hal mengenai permasalahan
kulit yang mungkin terjadi saat isoman serta bagaimana perawatan kulit yang
dapat dilakukan oleh penderita Covid-19 untuk menjaga kesehatan kulit selama
isoman.
1. Ruam kulit bisa menjadi pertanda Covid-19
Ruam pada kulit adalah salah
satu gejala infeksi Covid-19 yang kerap muncul bersamaan dengan sejumlah gejala
lainnya. Angka kejadian infeksi Covid-19 yang bermanifestasi pada kulit
dilaporkan sebesar 0,2%-20% di seluruh dunia. Menurut Galvan, et al., salah
satu ruam yang paling sering dialami oleh penderita Covid-19 di spanyol adalah
tipe makulopapular (47% dari 375 kasus), yaitu berupa ruam kemerahan atau
bentol pada kulit yang banyak ditemukan di area badan dan ekstremitas. Biasanya
bisa disertai perdarahan pada kulit berupa ptechiae atau purpura, gatal, rasa
terbakar, demam, nyeri otot dan lemas. Varian lain manifestasi kulit akibat
Covid-19 yang dilaporkan antara lain tipe urtikaria, vesikular,
pseudochilblain/covid toes, dan vaskular.
Belum diketahui secara pasti
melalui jalur mana virus Covid-19 ini bisa menginfeksi kulit. Dokter Novi
menjelaskan, “Salah satunya, virus ditengarai masuk melalui saluran nafas dan
mukosa, kemudian menyebar ke peredaran darah sistemik atau seluruh tubuh, yang
disebut dengan viremia. Normalnya, sepertiga dari peredaran darah sistemik ini
akan disuplai ke dalam kulit, sehingga virus juga bisa ikut masuk ke dalam
kulit atau disebut penyebaran secara hematogen. Atau kemungkinan lain virus
bisa masuk ke kulit melalui kontak langsung, di mana seseorang yang memiliki mikrolesi
pada kulit bersentuhan langsung dengan droplet penderita Covid-19 seperti saat
bersalaman.”
2. Jari kaki bengkak kemerahan, ciri covid toes
Selain makulopapular, covid
toes merupakan salah satu permasalahan kulit akibat infeksi Covid-19 yang
sering ditemukan. Gejalanya jari-jari kaki terasa nyeri, gatal, bengkak, dan
berwarna kemerahan hingga keunguan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
thrombosis vasculopathy, yang menyebabkan peredaran darah di ujung jari
terganggu sehingga suplai oksigen berkurang dan memicu inflamasi.
Walaupun covid toes dapat
sembuh tanpa pengobatan dalam periode 1-3 minggu, penderita Covid-19 dapat
mengurangi rasa tidak nyaman dengan kompres air hangat, menjaga suhu ruangan
tetap hangat, mengganjal kaki dengan bantal waktu tidur, dan hindari merokok.
Pengobatan yang dapat diberikan antara lain salep yang mengandung steroid
secara topikal, pemberian nifedipine atau pentoxifyline pada kasus yang berat
sesuai dengan anjuran dokter.
3. Stres dapat sebabkan jerawat
Rasa khawatir dan cemas yang
tak terhindarkan oleh penderita Covid-19 mampu memicu timbulnya perasaan stres
yang akan direspon tubuh dengan produksi hormon kortisol dan androgen berlebih.
Perpaduan kedua hormon yang bekerja lebih aktif ini mampu meningkatkan
aktivitas kelenjar minyak serta inflamasi pada kulit wajah, sehingga muncullah
komedo dan jerawat. Selain itu, stres juga dapat memberikan efek negatif lain
pada kulit, seperti gangguan regenerasi kulit menyebabkan kulit kusam, gangguan
permeabilitas kulit sehingga kulit menjadi kering, gangguan imunitas kulit yang
mengakibatkan kulit mudah mengalami peradangan serta memperlambat kesembuhan
dan kambuhnya penyakit kronis kulit pada seseorang yang menjalani isoman
seperti dermatitis seboroik, dermatitis atopik, psoriasis, neurodermatitis,
dll. Stres juga mampu mempercepat proses penuaan kulit.
4. Berjemur meningkatkan imun, jangan lupa pakai sunblock di wajah!
Sinar UVB mampu memicu kulit
membentuk vitamin D yang berfungsi sebagai imunomodulator sehingga meningkatkan
sistem imunitas kulit dan tubuh, mengurangi inflamasi serta mempercepat proses
penyembuhan. Berjemur di bawah sinar matahari sebaiknya dilakukan maksimal jam
10 pagi. Pastikan untuk mengekspos area kulit seluas mungkin agar sinar
matahari dapat terserap maksimal.
“Lamanya durasi berjemur
bergantung pada usia dan tipe kulit individu masing-masing. Untuk mereka yang
berkulit terang dan berusia muda cukup dilakukan selama 10-15 menit. Tapi
mereka yang berkulit gelap dan berusia lanjut membutuhkan durasi berjemur yang
lebih lama, yaitu minimal 30 menit untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam
kulit,” terang dokter Novi.
Penggunaan sunblock pada wajah
saat berjemur sempat diperdebatkan di media sosial. Merespon hal ini, dokter
Novi mengungkapkan jika memang benar penggunaan sunblock dengan SPF 30 atau
lebih akan menghalangi penyerapan sinar matahari 95-98%, namun luas area kepala
hanya sebesar 9% dari luas seluruh permukaan tubuh sehingga penggunaan sunblock
di area wajah saja tidak akan memberikan perbedaan signifikan dalam pembentukan
vitamin D pada kulit. Sebagai alternatifnya, topi dan kacamata juga dapat
digunakan untuk melindungi area kepala, wajah dan mata dari radiasi sinar UV.
5. Telemedicine terbukti akurat untuk diagnosis masalah kulit
Studi yang dilakukan Hersh,
et. al. menyatakan dermatologi merupakan salah satu bidang kedokteran yang
memiliki akurasi tinggi dalam melakukan diagnosis dan memberikan pengobatan
secara online. Hal ini juga didukung oleh penelitian Oliveira, et. al. yang menemukan
akurasi diagnosis teledermatologis (telemedicine dengan dermatologis) memiliki
sensitivitas 73%-97% dan spesifisitas 73%-83%. Dengan kata lain,
teledermatologi dapat menjadi alternatif bagi penderita Covid-19 yang tengah
isoman agar tetap mendapatkan pengobatan.
“Sejak 2020, ZAP sudah
melayani teledermatologi melalui video call sebagai upaya untuk mengurangi
mobilitas serta menurunkan risiko penularan Covid-19. Untuk kasus yang
dicurigai Covid-19, diagnosis yang paling banyak adalah makulopapular dan
urticaria,” terang Dokter Novi.
6. Mandi, konsumsi makanan bergizi hingga terapkan basic skincare untuk
perawatan minimal
Ada kalanya isoman terasa
overwhelming, bagi penderita Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG, hal minimal
yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kulit adalah tetap mandi dua kali
sehari, minum 2-3 liter air putih, olahraga ringan hingga sedang, tidur minimal
8 jam di malam hari serta menggunakan pelembab minimal tiga kali sehari,
utamanya di area tangan yang sering kering akibat mencuci tangan atau memakai
hand sanitizer. Menjaga nutrisi tubuh juga penting untuk dilakukan, jadi
upayakan untuk makan makanan yang bergizi seperti sayur dan buah serta lengkapi
dengan konsumsi vitamin C, B, D, E dan zinc.
Perawatan kulit wajah selama
isoman yang dapat dilakukan di rumah dengan basic skin care antara lain
membersihkan wajah, melembabkan area wajah, tetap menggunakan sunblock meskipun
di dalam ruangan dan mengeksfoliasi wajah untuk regenerasi kulit. Produk yang
digunakan harus sesuai dengan tipe kulit masing-masing. Untuk kulit berminyak
dan kombinasi baiknya melakukan double cleansing, foaming soap, oil free
moisturizer, sunblock non comedogenic dan eksfoliasi fisik atau kimiawi
menggunakan produk yang mengandung AHA, BHA.
Sedangkan untuk kulit kering
dan sensitif dapat memilih produk balm cleanser, non-SLS, hipoalergenik,
oil-based atau cream based moisturizer, mineral sunblock tanpa parfum dan bahan
pengawet, serta eksfoliasi dengan AHA dosis rendah. (Rls)