Bisniscorner.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta kepada Forkopimda Bali untuk terus memperkuat penerapan strategi pengendalian Covid-19, untuk menjamin kesehatan masyarakat. Dengan begitu, aktivitas perekonomian warga di Pulau Dewata akan terus tumbuh, setelah terpukul akibat Pandemi virus Corona.
Pengarahan itu disampaikan
Sigit saat memimpin rapat dengan Forkopimda Bali, bersama Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto, Minggu (29/8/2021).
“Dengan kesehatan
masyarakat yang terjaga maka pertumbuhan ekonomi di Bali juga akan semakin
tumbuh,” kata Sigit dalam pengarahannya.
Ditengah pandemi Covid-19,
perekonomian Indonesia sudah mulai tumbuh sebesar 7,07 persen. Demikian juga
dengan perekonomian Bali yang mulai tumbuh sebesar 2,83 persen.
Sigit memaparkan, strategi
pengendalian Covid-19 dibagi menjadi tiga. Yaitu, protokol kesehatan (prokes)
ketat dengan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Kemudian, memperkuat 3T (Tracing, Testing dan Treatment). Dan yang terakhir,
percepatan program vaksinasi massal.
Selain memperkuat strategi
tersebut, eks Kapolda Banten ini juga meminta Forkopimda untuk memaksimalkan
kebijakan penyekatan. Mulai dari penyekatan antar-provinsi, antar-kab/kota, dan
pembatasan mobilitas dan aktifitas masyarakat.
“Mengintensifkan
penyekatan antar-provinsi melalui pintu masuk transportasi udara, penyekatan di
Bandara Ngurah Rai. Melalui pintu masuk transportasi laut, penyekatan di
Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk dan Pelabuhan Lembar-Padangbai. Penyekatan antar-kab/kota
melalui pos check point antar kab/kota, terminal, maupun pintu gerbang
tol,” ujar mantan Kabareskrim Polri itu.
Mantan Kapolda Banten itu memaparkan, untuk Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) atau domestik sudah mendapatkan kelonggaran dengan memenuhi syarat yang telah diatur dalam Inmendagri Nomor 35 tahun 2021.
Adapun persyaratannya, pelaku
perjalanan antar-provinsi, menunjukkan kartu vaksin dengan minimal dosis
pertama. Pelaku perjalanan dengan moda transportasi mobil pribadi, sepeda motor,
bus, kereta api dan kapal laut, menunjukkan hasil negatif antigen H -1. Pelaku
perjalanan dengan moda transportasi pesawat udara menunjukkan hasil negatif PCR
H-2.
Lalu, perjalanan dengan
pesawat antar kab/kota di Jawa-Bali, harus memenuhi syarat yang sudah
ditetapkan.
Termasuk untuk para petugas akan dilakukan pengawasan yaitu “Akan diberikan sanksi tegas bagi petugas yang tidak melakukan pemeriksaan yang benar dalam pelaksanaan penyekatan,” ucap Sigit.
Disisi lain, Sigit juga
berharap kepada Forkopimda Bali untuk bersinergi dengan seluruh elemen
masyarakat dan menggunakan pendekatan adat melalui para pemuka adat untuk
mengajak warga yang terpapar virus corona, mau di karantina di Isolasi Terpusat
(Isoter) yang saat ini sudah sangat bagus di Bali. Menurut Sigit, tingkat
kesembuhan di Isoter lebih tinggi, karena ditunjang fasilitas dan diawasi penuh
serta langsung oleh tenaga kesehatan (nakes).
“Upaya menggeser isoman
ke isoter perlu dilakukan secara maksimal dengan bantuan Pemerintah Daerah
(Pemda), seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat. Serta perlu penjelasan secara
baik dengan menyesuaikan adat istiadat setempat yang dapat memberikan
ketenangan kepada masyarakat ketika akan mengajak ke isoter,” papar Sigit.
Lebih dalam, Sigit menekankan,
Forkopimda Bali harus terus melakukan akselerasi terhadap target Presiden Joko
Widodo (Jokowi) terkait vaksinasi nasional. Tujuannya, agar Herd Immunity
terhadap Covid-19 segera terbentuk.
“Untuk mengurangi risiko
penularan dan kematian akibat Covid-19, TNI-Polri bersama Pemda terus melakukan
akselerasi vaksinasi. Untuk mencapai target tersebut diperlukan sinergisitas
TNI-Polri dan Pemda serta seluruh elemen masyarakat. Dalam menyiapkan strategi
vaksinasi dapat dilakukan serbuan vaksinasi, gerai vaksinasi, vaksinasi mobile,
dan door to door, ketika stok vaksin datang dalam jumlah besar,” kata
Sigit.
Dengan segala upaya,
keseriusan, kerjasama dengan seluruh elemen, dan langkah Extraordinary, menurut
Sigit, kesehatan masyarakat dapat terjamin, sehingga aktivitas perekonomian
dapat berjalan seiring dengan pelonggaran-pelonggaran yang diberikan.
“Ketika kasus Covid-19 di
bisa terkendali, maka secara otomatis daerah tersebut akan mendapat pelonggaran
dan aktivitas ekonomi masyarakat bisa kembali berjalan dengan lebih baik.
Seperti yang terjadi pada aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya.
Tentunya ini menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah, baik Pusat maupun
Daerah, dan seluruh masyarakat,” ujar Jenderal bintang empat yang pernah
menjadi Kapolda Banten tersebut.
Setelah memberikan pengarahan
ke Forkopimda Bali, Panglima TNI dan Kapolri melakukan peninjauan langsung ke
Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur Bali yang dijadikan lokasi Isoter. Mereka
melihat secara langsung penanganan serta perawatan pasien Covid-19. (Rls)