Connect with us

Breaking News

Melihat Lebih Dekat Dukungan Kementerian PUPR Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Lampung

Published

on

Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan jumlah tampungan air dalam mendukung lumbung pangan nasional di Provinsi Lampung dengan membangun dua bendungan, yakni Bendungan Way Sekampung dan Bendungan Margatiga.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. “Dengan demikian pembangunan bendungan yang diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji-Sekampung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Way Sekampung dan telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 September 2021 lalu.

Pembangunan Bendungan tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp1,78 triliun, dengan kapasitas tampung sebanyak 68 juta m3 dan luas genangan sebesar 800 ha. Tidak hanya sebagai suplai atau regulasi dam saja, Bendungan Way Sekampung akan terintegrasi dengan Bendungan Margatiga di hilir Sungai Way Sekampung.

Bendungan multifungsi ini akan memberikan penambahan daerah sistem irigasi guna meningkatkan indeks produktivitas pertanian, penyediaan air baku, pembangkit listrik, serta sebagai infrastruktur pengendali banjir. 

Sedangkan untuk pembangunan Bendungan Margatiga hingga saat ini progres konstruksinya sebesar 80% dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2021. Bendungan Margatiga memiliki kapasitas tampung sebanyak 42,31 juta m3 dan luas genangan sebesar 2.313,96 ha, dengan penggunaan anggaran sebesar Rp846,65 miliar.

Bendungan Margatiga diproyeksikan dapat mengairi lahan irigasi seluas 16.588 ha dan akan mendukung optimalisasi pemanfaatan air Sungai Way Sekampung di bagian hilir, sementara untuk pemanfaatannya sendiri, bendungan ini tidak jauh berbeda dengan Bendungan Way Sekampung.

Kedua Bedungan ini akan membantu memberikan suplai air di Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Bandar Lampung. Pasokan air tersebut akan diolah dan didistribusikan melalui pelayanan perpipaan air minum untuk Kota Bandar Lampung sepanjang 22 km dan pasokan air minum sebesar 750 liter/detik untuk 60.000 SR atau sekitar 300.000 jiwa di 8 kecamatan.

Melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Lampung, Direktorat Jenderal Cipta Karya, SPAM ini dibangun pada tahun 2020, memiliki intake air baku dengan kapasitas sebesar 825 liter/detik dari Sungai Way Sekampung, dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas produksi sebesar 750 liter/detik.

Kemudian pada proses konstruksinya memiliki nilai investasi Rp1,3 triliun dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). SPAM Bandar Lampung juga diharapkan dapat meningkatkan layanan dan akses air minum aman bagi seluruh masyarakat di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya.

Penasaran dengan ketiga infrastruktur Kementerian PUPR di Lampung tersebut! Saksikan pada program tayangan Inside Indonesia di CNN pada Sabtu, 23 Oktober 2021, Pukul 12.30 WIB. (Rls)

Breaking News

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Published

on

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1), hilir Sungai Renggong yang berlokasi di Desa Rowosari dan Desa Mangunsari, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.

Menteri Dody secara langsung meninjau lokasi tanggul jebol pada Jumat (20/6/2025) untuk memastikan penanganan dilakukan secara efektif dan cepat.

Dalam peninjauan tersebut, Menteri Dody menginstruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk segera mengecek seluruh tanggul sepanjang aliran Sungai Renggong. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik yang rawan mengalami kerusakan guna mencegah potensi bencana serupa di masa mendatang.

“Kami telah bergerak cepat menangani tanggul yang jebol ini agar dampak terhadap masyarakat segera teratasi. Selain perbaikan darurat, saya instruksikan pengecekan menyeluruh di sepanjang Sungai Renggong untuk mengantisipasi kejadian serupa,” tegas Menteri Dody dalam keterangan di Jakarta, Minggu (22/6).

Sebagai bentuk respons cepat, Kementerian PU telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan untuk memobilisasi tiga unit alat berat excavator guna menutup dan memperkuat titik-titik tanggul yang jebol menggunakan pancang bambu serta geotekstil. Selain itu, empat unit mobil pompa dikirimkan untuk mengatasi genangan air di permukiman dan persawahan.

“Penanganan darurat berupa pengeringan daerah permukiman dan areal persawahan telah selesai dilakukan,” ujar Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurrachman.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi tercatat sebesar 84,5 mm sejak Selasa (17/6/2025) menyebabkan luapan Sungai Renggong yang mengakibatkan tanggul KB-1 jebol di dua titik. Insiden ini menyebabkan genangan air mencapai 0,5 hingga 1 meter di permukiman warga Desa Tanggirejo dan area persawahan seluas sekitar 40 hektare di Desa Rowosari serta Desa Mangunsari.

Langkah-langkah cepat ini menunjukkan komitmen penuh Menteri PU Dody Hanggodo dalam menanggulangi dampak bencana serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat terdampak. (*)

Continue Reading

Breaking News

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Published

on

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 Hijriah. Pembagian dilakukan di area CFD samping Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (22/6/2025).

Menag didampingi oleh Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Abu Rokhmad. Bibit pohon tersebut diterima secara simbolis oleh perwakilan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).

Dalam kesempatan itu, Menag mengatakan, pembagian bibit pohon ini menjadi simbol penghijauan di seluruh Indonesia. “Di depan kita ada bibit pohon, inilah yang akan menghijaukan Indonesia. Menghijaukan artinya menyegarkan, bukan layu dan kuning,” ujar Menag jelang melepas peserta CFD.

Menag menambahkan, tema besar kegiatan Syiar Muharam kali ini adalah “Damai Bersama Manusia dan Alam”. Isu tersebut selaras dengan program ekoteologi, kurikulum cinta, serta gerakan kedamaian antara manusia dan alam yang tengah dikembangkan Kemenag.

Ia juga mengungkapkan rencana penilaian gedung Kemenag, pesantren, dan masjid di seluruh Indonesia pada Hari Amal Bhakti Kemenag mendatang. Penilaian akan difokuskan pada aspek keindahan, kebersihan, dan penghijauan sebagai bentuk nyata penerapan ekoteologi.

“Pada Hari Amal Bhakti Kemenag Januari nanti, kita akan menilai gedung Kemenag mana yang paling cantik, hijau, dan indah. Pesantren dan masjid juga akan dinilai. Ini salah satu wujud realisasi ekoteologi,” ungkap Menag.

Kegiatan CFD Syiar Muharam 1447 Hijriah diikuti 1.500 peserta yang memadati kawasan Jalan MH Thamrin. Kawasan bebas kendaraan setiap Minggu pagi ini menjadi titik awal pembuka rangkaian kegiatan Peaceful Muharam.

Para peserta berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain penyuluh agama, majelis taklim, Kantor Urusan Agama, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah, madrasah se-DKI Jakarta, hingga warga umum. Menag secara resmi melepas peserta CFD dari titik kumpul di Kantor Kementerian Agama pada pukul 06.30 WIB.

Selain CFD, Peaceful Muharam 1447 H akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan selama tiga pekan ke depan. Kegiatan tersebut meliputi Ngaji Budaya Tradisi Muharam Nusantara, Kick Off Ngaji Fasolatan dan 1.000 Masjid Inklusif Ramah Difabel dan Lansia, Nikah Massal 100 Pasangan, Peringatan 1 Muharam Tingkat Nasional, Peaceful Muharam bersama Gen Z, Lebaran Yatim dan Difabel, FOREMOST, Seminar Ekoteologi dalam Tafsir Al-Qur’an, hingga Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (Gas Nikah). (Rls)

Continue Reading

Breaking News

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Published

on

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Artinya, sebagian besar wilayah di Indonesia hingga saat ini masih berada dalam kategori musim hujan, meskipun kalender klimatologis biasanya menunjukkan bahwa kemarau seharusnya telah dimulai di banyak daerah pada periode ini.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kemunduran awal musim kemarau tahun ini terutama disebabkan oleh kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya (Atas Normal) selama periode April hingga Mei 2025, yang seharusnya merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Menurut Dwikorita, kondisi ini telah diprediksi sebelumnya oleh BMKG melalui prakiraan iklim bulanan yang dirilis pada Maret 2025. Dalam prediksi tersebut, BMKG mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan wilayah-wilayah tersebut belum dapat bertransisi sepenuhnya ke musim kemarau sebagaimana biasanya.

“Prediksi musim dan bulanan yang kami rilis sejak Maret lalu menunjukkan adanya anomali curah hujan yang diatas normal di wilayah-wilayah tersebut, dan ini menjadi dasar utama dalam memprediksi mundurnya musim kemarau tahun ini,” ungkap Dwikorita.

Lebih lanjut, berdasarkan analisis BMKG terhadap data curah hujan di seluruh Indonesia pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) Juni 2025, diketahui bahwa sifat hujan di berbagai wilayah mulai menunjukkan tanda-tanda pergeseran menuju kondisi kemarau. Sebanyak 72 persen wilayah berada dalam kategori Normal, 23 persen dalam kategori Bawah Normal (lebih kering dari biasanya), dan hanya sekitar 5 persen wilayah yang masih mengalami curah hujan Atas Normal.

Ini berarti bahwa tren pengurangan curah hujan mulai dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun secara spasial belum merata. Dwikorita menjelaskan bahwa wilayah Sumatera dan Kalimanta justru telah mengalami beberapa dasarian berturut-turut dengan curah hujan yang lebih rendah dari normal, sehingga indikasi awal musim kemarau lebih cepat terlihat di wilayah tersebut dibanding wilayah selatan Indonesia.

Namun demikian, kata dia, pada bulan April hingga Mei lalu, beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan memang mengalami kondisi curah hujan Atas Normal, termasuk Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Kalimantan, sebagian wilayah Sulawesi, dan Papua bagian selatan. Pola ini menunjukkan bahwa transisi musim kemarau tidak berlangsung seragam di seluruh Indonesia.

Berdasarkan prediksi cuaca bulanan terbaru, BMKG memperkirakan bahwa kondisi curah hujan dengan kategori Atas Normal masih akan berlanjut di sebagian wilayah hingga bulan Oktober 2025. Oleh karena itu, BMKG menyatakan konfirmasi kembali bahwa musim kemarau tahun 2025 cenderung akan memiliki durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan normalnya dengan sifat hujan diatas normal.

Dwikorita menyampaikan, kondisi curah hujan yang tetap tinggi selama periode kemarau membawa dua sisi konsekuensi yang harus dipahami dan disikapi secara tepat. Di satu sisi, keberadaan hujan selama musim kemarau dapat menjadi berkah bagi para petani padi, karena pasokan air irigasi relatif tetap tersedia. Ini dapat mendukung kelangsungan masa tanam dan produksi pertanian.

Namun, di sisi lain, peningkatan curah hujan di musim kemarau juga menimbulkan risiko terhadap pertanian hortikultura, yang pada umumnya lebih sensitif terhadap kondisi kelembapan tinggi. Tanaman hortikultura seperti cabai, bawang, dan tomat sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit akibat kelembaban berlebih.

“Kami mendorong petani hortikultura untuk mengantisipasi kondisi ini dengan menyiapkan sistem drainase yang baik dan perlindungan tanaman yang memadai,” ujar Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.

“Kita tidak bisa lagi berpaku pada pola iklim lama. Perubahan iklim global menyebabkan anomali-anomali yang harus kita waspadai dan adaptasi harus dilakukan secara cepat dan tepat,” ujarnya.

Dwikorita menekankan bahwa informasi prediktif dan analisis dari BMKG harus menjadi landasan dalam menyusun kebijakan dan strategi adaptasi di berbagai sektor, mulai dari pertanian, pengelolaan sumber daya air, hingga penanggulangan bencana.

Dengan kerangka pemantauan atmosfer yang terus diperbarui secara real time, BMKG memastikan akan terus menyampaikan informasi iklim yang akurat, terukur, dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dwikorita menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa musim kemarau tahun ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk menguji kemampuan adaptasi nasional terhadap dinamika iklim yang semakin kompleks.

“BMKG akan terus berkomitmen mendampingi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membaca perubahan cuaca dan iklim dengan lebih presisi, agar setiap langkah ke depan bisa lebih bijak dan berbasis data,” pungkasnya. (*)

Continue Reading

Berita Terbaru

Breaking News3 jam ago

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1),...

Breaking News10 jam ago

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam...

Breaking News24 jam ago

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim...

Breaking News24 jam ago

Usai Ditata Kementerian PU, Kota Lama Banyumas Jadi Magnet Baru Wisata Heritage

Bisniscorner.com – Pariwisata merupakan salah satu sektor vital yang dapat menggerakkan perekonomian daerah. Dalam mendukung pengembangan sektor ini, Kementerian Pekerjaan...

Breaking News2 hari ago

Optimalkan Irigasi 1.200 Hektare, Bendungan Marangkayu Siap Dukung Swasembada Pangan

Bisniscorner.com – Pemerintah terus memperkuat infrastruktur sumber daya air untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satunya melalui pemanfaatan Bendungan...

Breaking News2 hari ago

Fokus pada Clinical Excellence, Siloam Jantung Diagram Perkuat Kompetensi Elektrofisiologi & Aritmia Lewat Kolaborasi Internasional

Bisniscorner.com  – Komitmen terhadap keunggulan layanan jantung kembali dibuktikan oleh Siloam Jantung Diagram melalui kolaborasi strategis bersama pakar internasional. Selama...

Trending