Connect with us

Breaking News

Wisuda XXVI UMN: Ajak Lulusan Ciptakan Inovasi dan Produktivitas pada Dunia Industri melalui Optimalisasi AI

Published

on

Bisniscorner.com  – Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) sudah memasuki dunia industri dengan membawa harapan yang penuh dan potensi dalam inovasi dan produktivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Optimalisasi penggunaan AI kini membuat perusahaan-perusahaan menggabungkan kecerdasan buatan dengan berbagai bentuk kreativitas, bertujuan menciptakan solusi yang revolusioner dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek produksi dan layanan.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) secara khusus kembali mengangkat topik AI dalam Wisuda XXVI bagi 445 wisudawan wisudawati ini. Mengusung tema “Optimalisasi Penggunaan AI untuk Menciptakan  Inovasi dan Produktivitas dalam Dunia Industri”, panitia menghadirkan Andy Budiman selaku CEO KG Media sebagai pembicara utama. Andy mengungkapkan bahwa media di KG turut mengikuti perkembangan teknologi terkini ini.

“Dari awal lahir sampai bertumbuh, Kompas Gramedia telah berdamai dengan berbagai perubahan, mulai dari perubahan sosial politik di akhir zaman orde lama, peralihan ke orde baru ke masa reformasi, perubahan landskap media yang dipicu oleh kehadiran teknologi Internet di akhir abad ke 20 dan percepatan transformasi digital akibat pandemi COVID-19.  Di penghujung tahun 2022, peradaban berhadapan dengan teknologi generative artificial intelligence yang dipercayai akan berdampak besar pada kemajuan atau keberlangsungan peradaban itu sendiri” ujar Andy dalam pembukaannya.

Andy dalam sambutannya mengatakan bahwa usaha dari media adalah usaha yang mencerahkan peradaban, tantangannya adalah berdamai dengan perubahan dari generasi ke generasi di peradaban itu sendiri. Perubahan-perubahan di masyarakat sering kali berada di luar kendali, terutama pada institusi itu sendiri. Tantangannya juga institusi dapat memilah dengan jeli perubahan yang fundamental dan yang situasional; memilah antara mana yang badai (yang pasti berlalu) dan mana yang perubahan iklim (yang pasti permanen).

“Dunia yang lebih panas dari sisi temperatur, temperamen, dan tantangan.  Kemampuan AI yang kita lihat hari ini, kalau kita analogikan sebuah buku, baru kata pendahuluan.  Kita akan memasuki chapter 2 AI berikutnya yang akan jauh lebih menakjubkan dan di sisi lain lebih menyeramkan. Untuk setiap menit yang kita investasikan untuk mempelajari, mendalami AI, investasikan juga 1 menit untuk memikirkan apa yang bisa anda kontribusikan untuk kemanusiaan dan dunia,” ujar Andy saat menutup sambutannya.

Ditemui di lokasi wisuda, Andrey Andoko Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan ikut memberi tanggapan terkait optimalisasi AI terutama di lingkungan akademis. Andrey menyebutkan bahwa proses pembelajaran sudah tidak relevan lagi jika hanya mengandalkan hafalan dan pemahaman saja.

“Proses pembelajaran harus beralih untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan juga inovatif (critical and innovative thinking), serta mampu menganalisis masalah dan mencari solusi. Pembelajaran tidak lagi relevan hanya berdasarkan hafalan dan pemahaman saja. “Dengan kemampuan berpikir kritis dan inovatif, diharapkan muncul ide-ide baru yang mungkin memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis,” ucap Andrey.

Andrey juga mengatakan bahwa AI tidak dapat dihindari. Ada banyak aplikasi yang dapat membantu proses pembelajaran, dan jika digunakan dengan benar AI dapat meningkatkan produktivitas kita dengan membantu kita mengerjakan tugas yang sebelumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan.

“AI hanya tools, tetapi kita tetap yang mengambil kendali. AI akan banyak digunakan di industri. Dengan kemampuan berpikir yang kritis dan inovatif serta dibantu oleh aplikasi AI, pekerjaan yang kita kerjakan dapat lebih produktif,” tutup Andrey.

Ninok Leksono, rektor Universitas Multimedia Nusantara dalam sambutannya di wisuda kali ini menyampaikan AI merupakan tren yang hadir di berbagai bidang, seperti pada wisuda kali ini UMN kembali mengambil tema seputar optimalisasi penggunaan AI.

“Menciptakan inovasi dan produktivitas, dimaksudkan agar AI betul-betul dimanfaatkan secara tepat, sehingga terlahir karya atau produk baru yang tidak saja inovatif dan mutakhir, tetapi juga dalam memproduksinya efisien, wisudawan juga harus bisa memanfaatkan AI secara tepat agar dapat bersaing dalam dunia industri,” tutup Ninok.

Ninok juga mengimbau kepada para wisudawan agar terus mengejar kompetensi, namun tidak lupa juga untuk selalu menegakkan karakter individu masing-masing. Ninok berharap bahwa wisudawan mau untuk terus belajar dalam menghadapi kemajuan teknologi saat ini

“Saya berharap bekal ilmu yang diperoleh di UMN terus dikembangkan, mengikuti semboyan ‘pembelajar sepanjang hayat’. Semaju apapun teknologi saat ini, kalau alumni UMN mau terus belajar, jangan khawatir ketinggalan,” ujar Ninok Leksono.

Kepala lembaga layanan pendidikan tinggi wilayah III (LLDikti III), Toni Toharudin turut hadir pada wisuda UMN XXVI. Dalam sambutannya, Toni mengatakan saat ini Indonesia sedang bergerak menuju Indonesia Emas 2045, lulusan-lulusan sarjana di Indonesia menjadi kunci untuk memajukan dan membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

“Kunci pertama dalam menjadi generasi unggul adalah kreativitas. Anda harus berani berpikir out of the box, untuk mencari solusi inovasi setiap masalah yang dihadapi, serta tidak takut untuk mencoba hal-hal baru. Kreativitas adalah salah satu faktor utama dalam memajukan pendidikan dan inovasi di Indonesia,” ujar Toni.

Di akhir sambutannya, Toni menyampaikan harapannya agar para lulusan terus meningkatkan kualitas diri, serta memperluas wawasan terkait perkembangan dan inovasi di berbagai bidang.

Dengan menggunakan sumber daya dan teknologi yang juga semakin berkembang saat ini, wisudawan dapat belajar bagaimana mengoptimalkan penggunaan AI di setiap industri pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas produk, dan proses bisnis di industri tersebut.  (Rls)

Breaking News

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Published

on

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1), hilir Sungai Renggong yang berlokasi di Desa Rowosari dan Desa Mangunsari, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.

Menteri Dody secara langsung meninjau lokasi tanggul jebol pada Jumat (20/6/2025) untuk memastikan penanganan dilakukan secara efektif dan cepat.

Dalam peninjauan tersebut, Menteri Dody menginstruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk segera mengecek seluruh tanggul sepanjang aliran Sungai Renggong. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik yang rawan mengalami kerusakan guna mencegah potensi bencana serupa di masa mendatang.

“Kami telah bergerak cepat menangani tanggul yang jebol ini agar dampak terhadap masyarakat segera teratasi. Selain perbaikan darurat, saya instruksikan pengecekan menyeluruh di sepanjang Sungai Renggong untuk mengantisipasi kejadian serupa,” tegas Menteri Dody dalam keterangan di Jakarta, Minggu (22/6).

Sebagai bentuk respons cepat, Kementerian PU telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan untuk memobilisasi tiga unit alat berat excavator guna menutup dan memperkuat titik-titik tanggul yang jebol menggunakan pancang bambu serta geotekstil. Selain itu, empat unit mobil pompa dikirimkan untuk mengatasi genangan air di permukiman dan persawahan.

“Penanganan darurat berupa pengeringan daerah permukiman dan areal persawahan telah selesai dilakukan,” ujar Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurrachman.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi tercatat sebesar 84,5 mm sejak Selasa (17/6/2025) menyebabkan luapan Sungai Renggong yang mengakibatkan tanggul KB-1 jebol di dua titik. Insiden ini menyebabkan genangan air mencapai 0,5 hingga 1 meter di permukiman warga Desa Tanggirejo dan area persawahan seluas sekitar 40 hektare di Desa Rowosari serta Desa Mangunsari.

Langkah-langkah cepat ini menunjukkan komitmen penuh Menteri PU Dody Hanggodo dalam menanggulangi dampak bencana serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat terdampak. (*)

Continue Reading

Breaking News

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Published

on

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 Hijriah. Pembagian dilakukan di area CFD samping Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (22/6/2025).

Menag didampingi oleh Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Abu Rokhmad. Bibit pohon tersebut diterima secara simbolis oleh perwakilan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).

Dalam kesempatan itu, Menag mengatakan, pembagian bibit pohon ini menjadi simbol penghijauan di seluruh Indonesia. “Di depan kita ada bibit pohon, inilah yang akan menghijaukan Indonesia. Menghijaukan artinya menyegarkan, bukan layu dan kuning,” ujar Menag jelang melepas peserta CFD.

Menag menambahkan, tema besar kegiatan Syiar Muharam kali ini adalah “Damai Bersama Manusia dan Alam”. Isu tersebut selaras dengan program ekoteologi, kurikulum cinta, serta gerakan kedamaian antara manusia dan alam yang tengah dikembangkan Kemenag.

Ia juga mengungkapkan rencana penilaian gedung Kemenag, pesantren, dan masjid di seluruh Indonesia pada Hari Amal Bhakti Kemenag mendatang. Penilaian akan difokuskan pada aspek keindahan, kebersihan, dan penghijauan sebagai bentuk nyata penerapan ekoteologi.

“Pada Hari Amal Bhakti Kemenag Januari nanti, kita akan menilai gedung Kemenag mana yang paling cantik, hijau, dan indah. Pesantren dan masjid juga akan dinilai. Ini salah satu wujud realisasi ekoteologi,” ungkap Menag.

Kegiatan CFD Syiar Muharam 1447 Hijriah diikuti 1.500 peserta yang memadati kawasan Jalan MH Thamrin. Kawasan bebas kendaraan setiap Minggu pagi ini menjadi titik awal pembuka rangkaian kegiatan Peaceful Muharam.

Para peserta berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain penyuluh agama, majelis taklim, Kantor Urusan Agama, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah, madrasah se-DKI Jakarta, hingga warga umum. Menag secara resmi melepas peserta CFD dari titik kumpul di Kantor Kementerian Agama pada pukul 06.30 WIB.

Selain CFD, Peaceful Muharam 1447 H akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan selama tiga pekan ke depan. Kegiatan tersebut meliputi Ngaji Budaya Tradisi Muharam Nusantara, Kick Off Ngaji Fasolatan dan 1.000 Masjid Inklusif Ramah Difabel dan Lansia, Nikah Massal 100 Pasangan, Peringatan 1 Muharam Tingkat Nasional, Peaceful Muharam bersama Gen Z, Lebaran Yatim dan Difabel, FOREMOST, Seminar Ekoteologi dalam Tafsir Al-Qur’an, hingga Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (Gas Nikah). (Rls)

Continue Reading

Breaking News

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Published

on

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Artinya, sebagian besar wilayah di Indonesia hingga saat ini masih berada dalam kategori musim hujan, meskipun kalender klimatologis biasanya menunjukkan bahwa kemarau seharusnya telah dimulai di banyak daerah pada periode ini.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kemunduran awal musim kemarau tahun ini terutama disebabkan oleh kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya (Atas Normal) selama periode April hingga Mei 2025, yang seharusnya merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Menurut Dwikorita, kondisi ini telah diprediksi sebelumnya oleh BMKG melalui prakiraan iklim bulanan yang dirilis pada Maret 2025. Dalam prediksi tersebut, BMKG mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan wilayah-wilayah tersebut belum dapat bertransisi sepenuhnya ke musim kemarau sebagaimana biasanya.

“Prediksi musim dan bulanan yang kami rilis sejak Maret lalu menunjukkan adanya anomali curah hujan yang diatas normal di wilayah-wilayah tersebut, dan ini menjadi dasar utama dalam memprediksi mundurnya musim kemarau tahun ini,” ungkap Dwikorita.

Lebih lanjut, berdasarkan analisis BMKG terhadap data curah hujan di seluruh Indonesia pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) Juni 2025, diketahui bahwa sifat hujan di berbagai wilayah mulai menunjukkan tanda-tanda pergeseran menuju kondisi kemarau. Sebanyak 72 persen wilayah berada dalam kategori Normal, 23 persen dalam kategori Bawah Normal (lebih kering dari biasanya), dan hanya sekitar 5 persen wilayah yang masih mengalami curah hujan Atas Normal.

Ini berarti bahwa tren pengurangan curah hujan mulai dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun secara spasial belum merata. Dwikorita menjelaskan bahwa wilayah Sumatera dan Kalimanta justru telah mengalami beberapa dasarian berturut-turut dengan curah hujan yang lebih rendah dari normal, sehingga indikasi awal musim kemarau lebih cepat terlihat di wilayah tersebut dibanding wilayah selatan Indonesia.

Namun demikian, kata dia, pada bulan April hingga Mei lalu, beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan memang mengalami kondisi curah hujan Atas Normal, termasuk Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Kalimantan, sebagian wilayah Sulawesi, dan Papua bagian selatan. Pola ini menunjukkan bahwa transisi musim kemarau tidak berlangsung seragam di seluruh Indonesia.

Berdasarkan prediksi cuaca bulanan terbaru, BMKG memperkirakan bahwa kondisi curah hujan dengan kategori Atas Normal masih akan berlanjut di sebagian wilayah hingga bulan Oktober 2025. Oleh karena itu, BMKG menyatakan konfirmasi kembali bahwa musim kemarau tahun 2025 cenderung akan memiliki durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan normalnya dengan sifat hujan diatas normal.

Dwikorita menyampaikan, kondisi curah hujan yang tetap tinggi selama periode kemarau membawa dua sisi konsekuensi yang harus dipahami dan disikapi secara tepat. Di satu sisi, keberadaan hujan selama musim kemarau dapat menjadi berkah bagi para petani padi, karena pasokan air irigasi relatif tetap tersedia. Ini dapat mendukung kelangsungan masa tanam dan produksi pertanian.

Namun, di sisi lain, peningkatan curah hujan di musim kemarau juga menimbulkan risiko terhadap pertanian hortikultura, yang pada umumnya lebih sensitif terhadap kondisi kelembapan tinggi. Tanaman hortikultura seperti cabai, bawang, dan tomat sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit akibat kelembaban berlebih.

“Kami mendorong petani hortikultura untuk mengantisipasi kondisi ini dengan menyiapkan sistem drainase yang baik dan perlindungan tanaman yang memadai,” ujar Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.

“Kita tidak bisa lagi berpaku pada pola iklim lama. Perubahan iklim global menyebabkan anomali-anomali yang harus kita waspadai dan adaptasi harus dilakukan secara cepat dan tepat,” ujarnya.

Dwikorita menekankan bahwa informasi prediktif dan analisis dari BMKG harus menjadi landasan dalam menyusun kebijakan dan strategi adaptasi di berbagai sektor, mulai dari pertanian, pengelolaan sumber daya air, hingga penanggulangan bencana.

Dengan kerangka pemantauan atmosfer yang terus diperbarui secara real time, BMKG memastikan akan terus menyampaikan informasi iklim yang akurat, terukur, dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dwikorita menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa musim kemarau tahun ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk menguji kemampuan adaptasi nasional terhadap dinamika iklim yang semakin kompleks.

“BMKG akan terus berkomitmen mendampingi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membaca perubahan cuaca dan iklim dengan lebih presisi, agar setiap langkah ke depan bisa lebih bijak dan berbasis data,” pungkasnya. (*)

Continue Reading

Berita Terbaru

Breaking News3 jam ago

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1),...

Breaking News10 jam ago

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam...

Breaking News24 jam ago

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim...

Breaking News1 hari ago

Usai Ditata Kementerian PU, Kota Lama Banyumas Jadi Magnet Baru Wisata Heritage

Bisniscorner.com – Pariwisata merupakan salah satu sektor vital yang dapat menggerakkan perekonomian daerah. Dalam mendukung pengembangan sektor ini, Kementerian Pekerjaan...

Breaking News2 hari ago

Optimalkan Irigasi 1.200 Hektare, Bendungan Marangkayu Siap Dukung Swasembada Pangan

Bisniscorner.com – Pemerintah terus memperkuat infrastruktur sumber daya air untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satunya melalui pemanfaatan Bendungan...

Breaking News2 hari ago

Fokus pada Clinical Excellence, Siloam Jantung Diagram Perkuat Kompetensi Elektrofisiologi & Aritmia Lewat Kolaborasi Internasional

Bisniscorner.com  – Komitmen terhadap keunggulan layanan jantung kembali dibuktikan oleh Siloam Jantung Diagram melalui kolaborasi strategis bersama pakar internasional. Selama...

Trending