Connect with us

Breaking News

Universitas Mercu Buana Menyalurkan Hibah Alat dan Pelatihan di Kampung Ekowisata Keranggan, Banten 2024

Published

on

Bisniscorner.com – Universitas Mercu Buana terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pengembangan masyarakat melalui program Pemberdayaan Desa Binaan yang berlangsung di Kampung Ekowisata Keranggan, Kota Tangerang Selatan.

Sebagai wujud nyata dari kontribusinya terhadap pengembangan sosial dan ekonomi, Universitas Mercu Buana, melalui hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, yang didapatkan oleh tim pelaksana, merancang peralatan serta memberikan pelatihan teknis kepada kampung yang berpotensi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga, memperkuat kemandirian ekonomi, serta mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) berbasis potensi lokal.

Program ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk memanfaatkan teknologi tepat guna dalam meningkatkan potensi lokal Kampung Ekowisata Keranggan, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata berbasis komunitas di Tangerang Selatan. Di tengah transformasi sosial dan ekonomi nasional, Kampung Ekowisata Keranggan menghadapi tantangan dan peluang unik, terutama di era digitalisasi. Dengan semakin berkembangnya akses terhadap teknologi, kampung ini berpotensi menjadi model pengembangan desa berbasis inovasi dan keberlanjutan.

Kampung Ekowisata Keranggan merupakan salah satu kampung yang memiliki potensi besar dalam sektor industri makanan, kerajinan tangan (crafting), dan pariwisata berbasis budaya lokal. Namun, meskipun memiliki sumber daya alam dan manusia yang kaya, Kampung Ekowisata Keranggan ini masih menghadapi berbagai tantangan yang signifikan dalam hal kapasitas produksi dan produktivitas ekonomi. Salah satu permasalahan utama adalah keterbatasan akses terhadap teknologi dan pengetahuan untuk meningkatkan efisiensi produksi, baik dalam sektor makanan, kerajinan, maupun usaha kecil menengah lainnya.

Permintaan masyarakat Kampung Ekowisata Keranggan sangat jelas, yaitu adanya kebutuhan akan alat-alat modern yang dapat mendukung peningkatan kapasitas produksi dan keterampilan teknis yang diperlukan untuk pengolahan bahan baku lokal menjadi produk bernilai jual tinggi. Industri makanan di Kampung ini, seperti produk makanan berbasis singkong dan makanan tradisional lainnya, masih dikerjakan secara manual, yang membatasi volume produksi dan konsistensi kualitas. Di sisi lain, industri kerajinan tangan, meskipun memiliki potensi besar untuk dipasarkan ke luar desa, menghadapi kendala dalam hal desain dan pemasaran yang lebih luas.

Dasar dari program ini adalah penyaluran hibah alat yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dengan dukungan teknologi tepat guna seperti mesin perajang singkong, mesin cetak jipang, dan alat-alat lainnya, kapasitas produksi masyarakat dapat meningkat secara signifikan.

Namun, peningkatan kapasitas produksi ini harus diimbangi dengan strategi pemasaran yang kuat agar produk dapat diterima di pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, selain memberikan pelatihan teknis terkait penggunaan alat, Universitas Mercu Buana juga memberikan pelatihan tentang strategi pemasaran, termasuk konsep reseller, yang diharapkan dapat membantu memperkuat jaringan distribusi produk lokal.

Keterbatasan tersebut menciptakan kesenjangan antara potensi besar yang dimiliki Kampung Ekowisata Keranggan dan hasil yang bisa dicapai. Masyarakat berharap dapat meningkatkan kapasitas mereka untuk memproduksi barang secara lebih efektif, dengan bantuan teknologi tepat guna, yang tidak hanya meningkatkan kualitas produk tetapi juga mempercepat waktu produksi dan meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas.

Lurah Kampung Ekowisata Keranggan, mengungkapkan bahwa program ini telah memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. “Kami melihat perubahan nyata. Pelatihan yang diberikan Universitas Mercu Buana telah membantu warga meningkatkan keterampilan dan pendapatan mereka. Ini adalah langkah besar dalam upaya kami mengembangkan potensi lokal,” ujar Madih SE.

Berdasarkan kebutuhan masyarakat Kampung Ekowisata Keranggan, Universitas Mercu Buana merancang proposal yang berfokus pada peningkatan kapasitas produksi dan keterampilan teknis untuk mendukung industri makanan, crafting, serta sektor potensial lainnya.

Program ini merupakan bagian dari rangkaian pengabdian masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan. Universitas Mercu Buana memberikan hibah peralatan seperti mesin perajang singkong, mesin cetak jipang, dan mesin pencacah pelepah pisang untuk memodernisasi proses produksi lokal dan mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan baku.

Selain itu, masyarakat juga dilatih dalam penggunaan dan perawatan peralatan tersebut agar produktivitas meningkat serta kualitas produk terjaga. Dalam mendukung industri kerajinan, pelatihan desain produk kecirian diberikan agar para pengrajin mampu menciptakan produk yang lebih kompetitif di pasar, tetap mempertahankan keunikan lokal.

Tidak hanya itu, pelatihan pemasaran digital melalui Tokopedia diadakan untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk desa. Program ini dirancang untuk membantu masyarakat Kampung Ekowisata Keranggan berkembang secara mandiri dan berdaya saing melalui teknologi dan pengembangan keterampilan, memastikan keberlanjutan ekonomi lokal di tengah persaingan yang semakin ketat.

Selain pemberian alat, Universitas Mercu Buana juga menyelenggarakan pelatihan yang komprehensif untuk memastikan masyarakat dapat menggunakan dan merawat alat-alat tersebut dengan baik. Pelatihan-pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan cara operasional, tetapi juga untuk membantu masyarakat memahami bagaimana memaksimalkan potensi alat tersebut untuk meningkatkan produktivitas.

Pelatihan ini diadakan secara bertahap, dimulai pada 22 Agustus 2024, yang merupakan pembukaan rangkaian acara dan dihadiri oleh Lurah Kampung Ekowisata Keranggan. Pada hari tersebut, dilakukan sosialisasi langsung terkait dengan penerapan teknologi untuk mendukung proses produksi. Selain itu, masyarakat diberikan pelatihan penggunaan mesin pencacah pelepah pisang dan mesin router CNC.

Kemudian, pada 2 September 2024, dilakukan pelatihan tentang produk kecirian, penggunaan dan perawatan 3D printer, serta pelatihan penggunaan dan perawatan mesin laser engraver. Di akhir rangkaian, pada 19 September 2024, masyarakat diberikan pelatihan tentang perluasan pasar melalui Tokopedia, serta pelatihan penggunaan dan perawatan mesin perajang singkong dan mesin cetak jipang.

Dalam program pengabdian kepada masyarakat yang berlangsung di Kampung Eko Wisata Keranggan, para narasumber dari Universitas Mercu Buana mengungkapkan pandangan dan harapan mereka terhadap dampak jangka panjang yang ingin dicapai. Dr. Eng. Heru Suwoyo, ST, M.Sc menekankan bahwa teknologi tepat guna dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

“Kami percaya bahwa teknologi yang tepat guna bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Melalui program ini, kami ingin membantu warga Kampung Ekowisata Keranggan mengembangkan keterampilan teknis dan memberdayakan potensi lokal yang ada,” ujarnya.

Julpri Andika, ST, M.Sc menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan diharapkan dapat memberikan dampak berkelanjutan. “Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya dalam peningkatan ekonomi, tetapi juga dalam cara pandang masyarakat terhadap teknologi. Kami ingin agar teknologi menjadi alat yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas,” jelasnya.

Hal ini sejalan dengan tujuan program yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga bagaimana teknologi dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Sementara itu, Rizky Dinata, S.Ds, MA menggarisbawahi pentingnya pengembangan desain produk lokal untuk meningkatkan nilai tambah. “Selain pelatihan teknis, kami juga fokus pada pengembangan desain produk lokal. Kami berharap masyarakat dapat menciptakan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas melalui kreativitas dan inovasi,” ungkapnya.

Pendekatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat tidak hanya dalam aspek produksi tetapi juga dalam pemasaran dan estetika produk.

Dr. Nazori menyatakan bahwa program ini merupakan komitmen nyata Universitas Mercu Buana untuk menciptakan perubahan dari tingkat akar rumput. “Program ini adalah wujud nyata dari komitmen kami dalam menciptakan perubahan di tingkat akar rumput. Dengan keterlibatan langsung, kami ingin memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” tuturnya.

Melalui sinergi antara teknologi dan kearifan lokal, program ini diharapkan mampu membawa Kampung Ekowisata Keranggan menuju pembangunan yang berkelanjutan.

Program ini menegaskan peran aktif Universitas Mercu Buana dalam mendukung pembangunan berbasis masyarakat, dengan fokus pada pemberdayaan potensi lokal melalui penerapan teknologi tepat guna. Selain memberikan hibah alat dan pelatihan teknis, Universitas Mercu Buana juga bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kemandirian ekonomi dan keberlanjutan sosial di desa-desa. Dalam hal ini, Kampung Ekowisata Keranggan menjadi salah satu model pengembangan masyarakat yang berbasis inovasi dan pemanfaatan sumber daya lokal.

Dengan teknologi yang dihibahkan dan pelatihan yang diberikan, warga Keranggan diharapkan dapat memanfaatkan peralatan tersebut untuk meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah, serta menciptakan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan. Penggunaan alat-alat ini juga dirancang untuk mendukung transformasi ekonomi di desa, menjadikan Kampung Ekowisata Keranggan sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.

Dalam pelaksanaan program ini, Universitas Mercu Buana juga melibatkan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa turut berperan aktif dalam proses pelatihan, pengembangan desain produk, serta mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi yang dihibahkan. Kolaborasi ini memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dengan menghadirkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan terlibat dalam proyek pengembangan desa yang berkelanjutan.

Adapun mahasiswa yang terlibat dalam program ini adalah Prima Wijaya Kusuma, M. Ilham, Reza Ayu Lestari, dan Erlintang Mahardika. Keikutsertaan mereka dalam program ini tidak hanya sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, sehingga mereka mampu berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah pedesaan. Integrasi MBKM ini sekaligus menjadi upaya Universitas Mercu Buana untuk menghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan riil masyarakat, sehingga tercipta sinergi yang kuat dalam membangun desa berkelanjutan.

Warga Kampung Ekowisata Keranggan menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi mereka atas program pengabdian dari Universitas Mercu Buana.

Farhan, salah satu warga, menyatakan bahwa program ini sangat membantu, terutama dalam memperkenalkan teknologi yang sebelumnya tidak dikenal. “Dengan adanya alat-alat seperti mesin pencacah dan perajang singkong, pekerjaan kami jadi lebih cepat dan efisien. Pelatihan yang diberikan juga sangat bermanfaat, sekarang kami lebih paham cara memaksimalkan potensi yang ada di desa,” ungkapnya.

Ade, Ketua RT Keranggan, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap perhatian Universitas Mercu Buana. Menurutnya, alat dan pelatihan yang diberikan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. “Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka wawasan kami tentang pentingnya teknologi untuk mendukung kegiatan sehari-hari dan mengembangkan potensi lokal,” jelasnya.

Senada dengan itu,  Dedi warga lain di Kampung Ekowisata Keranggan tersebut, merasa sangat terbantu dengan adanya hibah peralatan dan pelatihan. “Mesin-mesin ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil usaha, terutama di bidang pertanian dan kerajinan. Dengan pelatihan yang sudah kami terima, saya yakin kami bisa lebih mandiri dan terus mengembangkan usaha kami ke depannya,” ujarnya.

Melalui program ini, masyarakat Kampung Ekowisata Keranggan merasa optimis terhadap masa depan ekonomi Kampung yang lebih baik dan mandiri.

Di akhir narasi, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim hibah dan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DTRPM) Universitas Mercu Buana atas dedikasi dan komitmen yang luar biasa dala  pemberian dana dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Kampung Ekowisata Keranggan. (Rls)

Breaking News

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Published

on

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1), hilir Sungai Renggong yang berlokasi di Desa Rowosari dan Desa Mangunsari, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.

Menteri Dody secara langsung meninjau lokasi tanggul jebol pada Jumat (20/6/2025) untuk memastikan penanganan dilakukan secara efektif dan cepat.

Dalam peninjauan tersebut, Menteri Dody menginstruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk segera mengecek seluruh tanggul sepanjang aliran Sungai Renggong. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik yang rawan mengalami kerusakan guna mencegah potensi bencana serupa di masa mendatang.

“Kami telah bergerak cepat menangani tanggul yang jebol ini agar dampak terhadap masyarakat segera teratasi. Selain perbaikan darurat, saya instruksikan pengecekan menyeluruh di sepanjang Sungai Renggong untuk mengantisipasi kejadian serupa,” tegas Menteri Dody dalam keterangan di Jakarta, Minggu (22/6).

Sebagai bentuk respons cepat, Kementerian PU telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan untuk memobilisasi tiga unit alat berat excavator guna menutup dan memperkuat titik-titik tanggul yang jebol menggunakan pancang bambu serta geotekstil. Selain itu, empat unit mobil pompa dikirimkan untuk mengatasi genangan air di permukiman dan persawahan.

“Penanganan darurat berupa pengeringan daerah permukiman dan areal persawahan telah selesai dilakukan,” ujar Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurrachman.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi tercatat sebesar 84,5 mm sejak Selasa (17/6/2025) menyebabkan luapan Sungai Renggong yang mengakibatkan tanggul KB-1 jebol di dua titik. Insiden ini menyebabkan genangan air mencapai 0,5 hingga 1 meter di permukiman warga Desa Tanggirejo dan area persawahan seluas sekitar 40 hektare di Desa Rowosari serta Desa Mangunsari.

Langkah-langkah cepat ini menunjukkan komitmen penuh Menteri PU Dody Hanggodo dalam menanggulangi dampak bencana serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat terdampak. (*)

Continue Reading

Breaking News

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Published

on

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 Hijriah. Pembagian dilakukan di area CFD samping Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (22/6/2025).

Menag didampingi oleh Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Abu Rokhmad. Bibit pohon tersebut diterima secara simbolis oleh perwakilan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).

Dalam kesempatan itu, Menag mengatakan, pembagian bibit pohon ini menjadi simbol penghijauan di seluruh Indonesia. “Di depan kita ada bibit pohon, inilah yang akan menghijaukan Indonesia. Menghijaukan artinya menyegarkan, bukan layu dan kuning,” ujar Menag jelang melepas peserta CFD.

Menag menambahkan, tema besar kegiatan Syiar Muharam kali ini adalah “Damai Bersama Manusia dan Alam”. Isu tersebut selaras dengan program ekoteologi, kurikulum cinta, serta gerakan kedamaian antara manusia dan alam yang tengah dikembangkan Kemenag.

Ia juga mengungkapkan rencana penilaian gedung Kemenag, pesantren, dan masjid di seluruh Indonesia pada Hari Amal Bhakti Kemenag mendatang. Penilaian akan difokuskan pada aspek keindahan, kebersihan, dan penghijauan sebagai bentuk nyata penerapan ekoteologi.

“Pada Hari Amal Bhakti Kemenag Januari nanti, kita akan menilai gedung Kemenag mana yang paling cantik, hijau, dan indah. Pesantren dan masjid juga akan dinilai. Ini salah satu wujud realisasi ekoteologi,” ungkap Menag.

Kegiatan CFD Syiar Muharam 1447 Hijriah diikuti 1.500 peserta yang memadati kawasan Jalan MH Thamrin. Kawasan bebas kendaraan setiap Minggu pagi ini menjadi titik awal pembuka rangkaian kegiatan Peaceful Muharam.

Para peserta berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain penyuluh agama, majelis taklim, Kantor Urusan Agama, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah, madrasah se-DKI Jakarta, hingga warga umum. Menag secara resmi melepas peserta CFD dari titik kumpul di Kantor Kementerian Agama pada pukul 06.30 WIB.

Selain CFD, Peaceful Muharam 1447 H akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan selama tiga pekan ke depan. Kegiatan tersebut meliputi Ngaji Budaya Tradisi Muharam Nusantara, Kick Off Ngaji Fasolatan dan 1.000 Masjid Inklusif Ramah Difabel dan Lansia, Nikah Massal 100 Pasangan, Peringatan 1 Muharam Tingkat Nasional, Peaceful Muharam bersama Gen Z, Lebaran Yatim dan Difabel, FOREMOST, Seminar Ekoteologi dalam Tafsir Al-Qur’an, hingga Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (Gas Nikah). (Rls)

Continue Reading

Breaking News

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Published

on

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Artinya, sebagian besar wilayah di Indonesia hingga saat ini masih berada dalam kategori musim hujan, meskipun kalender klimatologis biasanya menunjukkan bahwa kemarau seharusnya telah dimulai di banyak daerah pada periode ini.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kemunduran awal musim kemarau tahun ini terutama disebabkan oleh kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya (Atas Normal) selama periode April hingga Mei 2025, yang seharusnya merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Menurut Dwikorita, kondisi ini telah diprediksi sebelumnya oleh BMKG melalui prakiraan iklim bulanan yang dirilis pada Maret 2025. Dalam prediksi tersebut, BMKG mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan wilayah-wilayah tersebut belum dapat bertransisi sepenuhnya ke musim kemarau sebagaimana biasanya.

“Prediksi musim dan bulanan yang kami rilis sejak Maret lalu menunjukkan adanya anomali curah hujan yang diatas normal di wilayah-wilayah tersebut, dan ini menjadi dasar utama dalam memprediksi mundurnya musim kemarau tahun ini,” ungkap Dwikorita.

Lebih lanjut, berdasarkan analisis BMKG terhadap data curah hujan di seluruh Indonesia pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) Juni 2025, diketahui bahwa sifat hujan di berbagai wilayah mulai menunjukkan tanda-tanda pergeseran menuju kondisi kemarau. Sebanyak 72 persen wilayah berada dalam kategori Normal, 23 persen dalam kategori Bawah Normal (lebih kering dari biasanya), dan hanya sekitar 5 persen wilayah yang masih mengalami curah hujan Atas Normal.

Ini berarti bahwa tren pengurangan curah hujan mulai dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun secara spasial belum merata. Dwikorita menjelaskan bahwa wilayah Sumatera dan Kalimanta justru telah mengalami beberapa dasarian berturut-turut dengan curah hujan yang lebih rendah dari normal, sehingga indikasi awal musim kemarau lebih cepat terlihat di wilayah tersebut dibanding wilayah selatan Indonesia.

Namun demikian, kata dia, pada bulan April hingga Mei lalu, beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan memang mengalami kondisi curah hujan Atas Normal, termasuk Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Kalimantan, sebagian wilayah Sulawesi, dan Papua bagian selatan. Pola ini menunjukkan bahwa transisi musim kemarau tidak berlangsung seragam di seluruh Indonesia.

Berdasarkan prediksi cuaca bulanan terbaru, BMKG memperkirakan bahwa kondisi curah hujan dengan kategori Atas Normal masih akan berlanjut di sebagian wilayah hingga bulan Oktober 2025. Oleh karena itu, BMKG menyatakan konfirmasi kembali bahwa musim kemarau tahun 2025 cenderung akan memiliki durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan normalnya dengan sifat hujan diatas normal.

Dwikorita menyampaikan, kondisi curah hujan yang tetap tinggi selama periode kemarau membawa dua sisi konsekuensi yang harus dipahami dan disikapi secara tepat. Di satu sisi, keberadaan hujan selama musim kemarau dapat menjadi berkah bagi para petani padi, karena pasokan air irigasi relatif tetap tersedia. Ini dapat mendukung kelangsungan masa tanam dan produksi pertanian.

Namun, di sisi lain, peningkatan curah hujan di musim kemarau juga menimbulkan risiko terhadap pertanian hortikultura, yang pada umumnya lebih sensitif terhadap kondisi kelembapan tinggi. Tanaman hortikultura seperti cabai, bawang, dan tomat sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit akibat kelembaban berlebih.

“Kami mendorong petani hortikultura untuk mengantisipasi kondisi ini dengan menyiapkan sistem drainase yang baik dan perlindungan tanaman yang memadai,” ujar Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.

“Kita tidak bisa lagi berpaku pada pola iklim lama. Perubahan iklim global menyebabkan anomali-anomali yang harus kita waspadai dan adaptasi harus dilakukan secara cepat dan tepat,” ujarnya.

Dwikorita menekankan bahwa informasi prediktif dan analisis dari BMKG harus menjadi landasan dalam menyusun kebijakan dan strategi adaptasi di berbagai sektor, mulai dari pertanian, pengelolaan sumber daya air, hingga penanggulangan bencana.

Dengan kerangka pemantauan atmosfer yang terus diperbarui secara real time, BMKG memastikan akan terus menyampaikan informasi iklim yang akurat, terukur, dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dwikorita menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa musim kemarau tahun ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk menguji kemampuan adaptasi nasional terhadap dinamika iklim yang semakin kompleks.

“BMKG akan terus berkomitmen mendampingi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membaca perubahan cuaca dan iklim dengan lebih presisi, agar setiap langkah ke depan bisa lebih bijak dan berbasis data,” pungkasnya. (*)

Continue Reading

Berita Terbaru

Breaking News4 jam ago

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1),...

Breaking News11 jam ago

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam...

Breaking News1 hari ago

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim...

Breaking News1 hari ago

Usai Ditata Kementerian PU, Kota Lama Banyumas Jadi Magnet Baru Wisata Heritage

Bisniscorner.com – Pariwisata merupakan salah satu sektor vital yang dapat menggerakkan perekonomian daerah. Dalam mendukung pengembangan sektor ini, Kementerian Pekerjaan...

Breaking News2 hari ago

Optimalkan Irigasi 1.200 Hektare, Bendungan Marangkayu Siap Dukung Swasembada Pangan

Bisniscorner.com – Pemerintah terus memperkuat infrastruktur sumber daya air untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satunya melalui pemanfaatan Bendungan...

Breaking News3 hari ago

Fokus pada Clinical Excellence, Siloam Jantung Diagram Perkuat Kompetensi Elektrofisiologi & Aritmia Lewat Kolaborasi Internasional

Bisniscorner.com  – Komitmen terhadap keunggulan layanan jantung kembali dibuktikan oleh Siloam Jantung Diagram melalui kolaborasi strategis bersama pakar internasional. Selama...

Trending