Connect with us

Breaking News

Dukung Pengentasan Kemiskinan, Menteri Dody Ajak Bupati Lima Puluh Kota Sinergi Bangun Sekolah Rakyat

Published

on

Bisniscorner.com  – Di tengah kondisi ekonomi yang tidak baik-baik saja saat ini. Semua pihak perlu menjaga dunia usaha, agar tetap kondusif, seperti  di wilayah Provinsi Banten dan seluruh Indonesia.

Saya pribadi, sebagai Ketua Dewan  Pengurus Wilayah Banten (DPW) Ikatan Media Online (IMO) Indonesia tiga  hari yang lalu tepatnya, Kamis  (15/5/2025) mengikuti bincang santai dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Apindo  Shinta Widjaja Kamdani, di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Bahwa dinamika dunia usaha di daerah, terutama Banten menjadi perhatian. Menurut kami, yang selama ini melihat wilayah Banten, kondisinya cukup dinamis. Wilayah Banten memiliki karakteristik yang berbeda dari wilayah lain. Selain ada beberapa industri besar, juga industri padat karya dan padat modal juga tersebar di berbagai wilayah.

Dari sisi pemerintah daerah kami melihat, cukup bijak dalam menjaga kondusifitas itu. Mulai dari aspek tenaga kerja, iklim investasi dan perputaran ekonomi masyarakat. Untuk sampai pada harapan dan keinginan pelaku usaha dan pemerintah, perlu didukung oleh semua lapisan masyarakat.

Tentu ada beberapa hal yang diharapkan oleh dunia usaha terhadap pemangku kepentingan dan penentu kebijakan. Harapan ini barangkali yang menjadi atensi di semua wilayah.

Pertama, soal  perizinan perlu  dipermudah, tidak berbelit dan memperoleh jaminan kondusifitas. Ini perlu disampaikan oleh pemangku kebijakan  kepada dunia usaha, supaya para investor baik dalam negeri maupun luar negeri tertarik untuk menaruh investasinya secara besar.

Dan ini unik untuk wilayah Banten, banyak perusahaan besar titik lokasi operasionalnya di wilayah Banten, sementara perizinan berada di wilayah Jakarta. Sehingga secara pemasukan pajak jauh lebih besar masuk wilayah DKI Jakarta. Mungkin ini dialami juga daerah lain. Tapi Banten karena berdekatan dengan Jakarta bisa mendominasi.

Ini yang kemudian pernah disinggung oleh Gubernur Banten Andra Soni saat rapat dengan DPR RI pada bulan April lalu, bahwa kemandirian fiskal Banten cukup baik. Bahkan investasi tertinggi kelima di Indonesia. Sehingga postur APBD nya mampu disumbang sebesar 70,69 persen dari PAD.

Realisasi investasi di Banten sebesar Rp119,5 triliun atau 6,27 dari target investasi pemerintah pusat pada tahun 2025. Target itu lebih tinggi dari realisasi pada 2024, sebesar  Rp105,62 triliun.

Kedua, bagaimana pemerintah daerah dapat menjamin kepastian hukum supaya dunia usaha merasa nyaman. Upaya ini sebagai perlindungan investasi oleh para investor. Investor akan menaruh uangnya dengan melihat landasan dasar jika ada kepastian dan perlindungan dari pemerintah.

Ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah, investor biasanya melihat infrastruktur. Sebab fisibilitas untuk mendukung distribusi baik masuk dan keluar barang berjalan lancar tanpa hambatan. Jika fasilitas umum pendukung inti ini hadir, investor tidak akan sungkan-sungkan menaruh uangnya.

Sebagain besar, infrastruktur di Banten cukup memadai. Misalnya kawasan industri di Cilegon jaraknya cukup dekat dengan Tol Cilegon Barat. Bisa ke pelabuhan merak dan akses lain.

Pemprov Banten juga telah membangun jalan baru yang menghubungkan Kota Serang dengan Pantai Carita menuju ke  Pandeglang. Meski belum semua mulus tapi minimal bisa menghemat waktu tempuh akses dari Carita ke Kota Serang.

Jalanya berkelok, melewati Ciomas dan Padarincang dengan keindahan persawahan dan perbukitan yang dekat dengan gunung karang. Kondisi ini sebagai upaya pemerintah Provinsi Banten menyiapkan infrastruktur yang cukup matang. Sepanjang jalan banyak mobil pribadi serta truk-truk besar mengakut logistik.

Keempat, pemerintah daerah perlu memperhatikan sumber daya manusia yang mumpuni. Ini akan dibutuhkan industri, baik yang padat karya dan padat modal di semua sektor untuk mengisi posisi-posisi strategis. Maka pemerintah daerah perlu mewadahi melalui balai pelatihan. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan apa yang didapat.

Sementara itu, sebaliknya, harapan pemerintah daerah terhadap keberadaan dunia usaha, dapat menyumbang pendapatan daerah. Pendapatan daerah ini untuk pembangunan infrastruktur baik jalan, penerangan jalan, belanja sumber daya manusia yang semua itu untuk kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah daerah tentunya juga memiliki harapan yang ideal terhadap dunia usaha untuk taat dan patuh terhadap hukum yang berlaku. Meliputi semua aspek hukum, baik kepatuhan  terhadap peraturan tenaga kerja, dan aturan-aturan lainnya.

Pemerintah daerah juga sangat mengharapkan adanya penyaluran program Corporate Social Responsibility (CSR) menyasar ke  lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan. Jika semua dunia usaha menjalankan program ini tentu sangat membantu pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan.  Ini dapat dikembangkan melalui pelatihan UMKM, sehingga ekonomi masyarakat dapat terangkat.

Akhirnya, baik dunia usaha dan pemerintah daerah menjadi satu kesatuan yang saling membutuhkan. Untuk itu mari sama-sama menjaga agar dunia usaha maju, pemerintah daerah juga maju. Tanpa kepedulian bersama. Rasanya dunia usaha di Banten lambat Laun tidak akan berkembang dan memilih di tempat lain. Semakin stabilitas dunia usaha terjaga, pembangunan wilayah dan kesejahteraan masyarakat bakal meningkat. (Rls)

Breaking News

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Published

on

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1), hilir Sungai Renggong yang berlokasi di Desa Rowosari dan Desa Mangunsari, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.

Menteri Dody secara langsung meninjau lokasi tanggul jebol pada Jumat (20/6/2025) untuk memastikan penanganan dilakukan secara efektif dan cepat.

Dalam peninjauan tersebut, Menteri Dody menginstruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk segera mengecek seluruh tanggul sepanjang aliran Sungai Renggong. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik yang rawan mengalami kerusakan guna mencegah potensi bencana serupa di masa mendatang.

“Kami telah bergerak cepat menangani tanggul yang jebol ini agar dampak terhadap masyarakat segera teratasi. Selain perbaikan darurat, saya instruksikan pengecekan menyeluruh di sepanjang Sungai Renggong untuk mengantisipasi kejadian serupa,” tegas Menteri Dody dalam keterangan di Jakarta, Minggu (22/6).

Sebagai bentuk respons cepat, Kementerian PU telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan untuk memobilisasi tiga unit alat berat excavator guna menutup dan memperkuat titik-titik tanggul yang jebol menggunakan pancang bambu serta geotekstil. Selain itu, empat unit mobil pompa dikirimkan untuk mengatasi genangan air di permukiman dan persawahan.

“Penanganan darurat berupa pengeringan daerah permukiman dan areal persawahan telah selesai dilakukan,” ujar Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurrachman.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi tercatat sebesar 84,5 mm sejak Selasa (17/6/2025) menyebabkan luapan Sungai Renggong yang mengakibatkan tanggul KB-1 jebol di dua titik. Insiden ini menyebabkan genangan air mencapai 0,5 hingga 1 meter di permukiman warga Desa Tanggirejo dan area persawahan seluas sekitar 40 hektare di Desa Rowosari serta Desa Mangunsari.

Langkah-langkah cepat ini menunjukkan komitmen penuh Menteri PU Dody Hanggodo dalam menanggulangi dampak bencana serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat terdampak. (*)

Continue Reading

Breaking News

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Published

on

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 Hijriah. Pembagian dilakukan di area CFD samping Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (22/6/2025).

Menag didampingi oleh Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Abu Rokhmad. Bibit pohon tersebut diterima secara simbolis oleh perwakilan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).

Dalam kesempatan itu, Menag mengatakan, pembagian bibit pohon ini menjadi simbol penghijauan di seluruh Indonesia. “Di depan kita ada bibit pohon, inilah yang akan menghijaukan Indonesia. Menghijaukan artinya menyegarkan, bukan layu dan kuning,” ujar Menag jelang melepas peserta CFD.

Menag menambahkan, tema besar kegiatan Syiar Muharam kali ini adalah “Damai Bersama Manusia dan Alam”. Isu tersebut selaras dengan program ekoteologi, kurikulum cinta, serta gerakan kedamaian antara manusia dan alam yang tengah dikembangkan Kemenag.

Ia juga mengungkapkan rencana penilaian gedung Kemenag, pesantren, dan masjid di seluruh Indonesia pada Hari Amal Bhakti Kemenag mendatang. Penilaian akan difokuskan pada aspek keindahan, kebersihan, dan penghijauan sebagai bentuk nyata penerapan ekoteologi.

“Pada Hari Amal Bhakti Kemenag Januari nanti, kita akan menilai gedung Kemenag mana yang paling cantik, hijau, dan indah. Pesantren dan masjid juga akan dinilai. Ini salah satu wujud realisasi ekoteologi,” ungkap Menag.

Kegiatan CFD Syiar Muharam 1447 Hijriah diikuti 1.500 peserta yang memadati kawasan Jalan MH Thamrin. Kawasan bebas kendaraan setiap Minggu pagi ini menjadi titik awal pembuka rangkaian kegiatan Peaceful Muharam.

Para peserta berasal dari berbagai elemen masyarakat, antara lain penyuluh agama, majelis taklim, Kantor Urusan Agama, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah, madrasah se-DKI Jakarta, hingga warga umum. Menag secara resmi melepas peserta CFD dari titik kumpul di Kantor Kementerian Agama pada pukul 06.30 WIB.

Selain CFD, Peaceful Muharam 1447 H akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan selama tiga pekan ke depan. Kegiatan tersebut meliputi Ngaji Budaya Tradisi Muharam Nusantara, Kick Off Ngaji Fasolatan dan 1.000 Masjid Inklusif Ramah Difabel dan Lansia, Nikah Massal 100 Pasangan, Peringatan 1 Muharam Tingkat Nasional, Peaceful Muharam bersama Gen Z, Lebaran Yatim dan Difabel, FOREMOST, Seminar Ekoteologi dalam Tafsir Al-Qur’an, hingga Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (Gas Nikah). (Rls)

Continue Reading

Breaking News

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Published

on

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Artinya, sebagian besar wilayah di Indonesia hingga saat ini masih berada dalam kategori musim hujan, meskipun kalender klimatologis biasanya menunjukkan bahwa kemarau seharusnya telah dimulai di banyak daerah pada periode ini.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kemunduran awal musim kemarau tahun ini terutama disebabkan oleh kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya (Atas Normal) selama periode April hingga Mei 2025, yang seharusnya merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Menurut Dwikorita, kondisi ini telah diprediksi sebelumnya oleh BMKG melalui prakiraan iklim bulanan yang dirilis pada Maret 2025. Dalam prediksi tersebut, BMKG mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan wilayah-wilayah tersebut belum dapat bertransisi sepenuhnya ke musim kemarau sebagaimana biasanya.

“Prediksi musim dan bulanan yang kami rilis sejak Maret lalu menunjukkan adanya anomali curah hujan yang diatas normal di wilayah-wilayah tersebut, dan ini menjadi dasar utama dalam memprediksi mundurnya musim kemarau tahun ini,” ungkap Dwikorita.

Lebih lanjut, berdasarkan analisis BMKG terhadap data curah hujan di seluruh Indonesia pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) Juni 2025, diketahui bahwa sifat hujan di berbagai wilayah mulai menunjukkan tanda-tanda pergeseran menuju kondisi kemarau. Sebanyak 72 persen wilayah berada dalam kategori Normal, 23 persen dalam kategori Bawah Normal (lebih kering dari biasanya), dan hanya sekitar 5 persen wilayah yang masih mengalami curah hujan Atas Normal.

Ini berarti bahwa tren pengurangan curah hujan mulai dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun secara spasial belum merata. Dwikorita menjelaskan bahwa wilayah Sumatera dan Kalimanta justru telah mengalami beberapa dasarian berturut-turut dengan curah hujan yang lebih rendah dari normal, sehingga indikasi awal musim kemarau lebih cepat terlihat di wilayah tersebut dibanding wilayah selatan Indonesia.

Namun demikian, kata dia, pada bulan April hingga Mei lalu, beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan memang mengalami kondisi curah hujan Atas Normal, termasuk Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Kalimantan, sebagian wilayah Sulawesi, dan Papua bagian selatan. Pola ini menunjukkan bahwa transisi musim kemarau tidak berlangsung seragam di seluruh Indonesia.

Berdasarkan prediksi cuaca bulanan terbaru, BMKG memperkirakan bahwa kondisi curah hujan dengan kategori Atas Normal masih akan berlanjut di sebagian wilayah hingga bulan Oktober 2025. Oleh karena itu, BMKG menyatakan konfirmasi kembali bahwa musim kemarau tahun 2025 cenderung akan memiliki durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan normalnya dengan sifat hujan diatas normal.

Dwikorita menyampaikan, kondisi curah hujan yang tetap tinggi selama periode kemarau membawa dua sisi konsekuensi yang harus dipahami dan disikapi secara tepat. Di satu sisi, keberadaan hujan selama musim kemarau dapat menjadi berkah bagi para petani padi, karena pasokan air irigasi relatif tetap tersedia. Ini dapat mendukung kelangsungan masa tanam dan produksi pertanian.

Namun, di sisi lain, peningkatan curah hujan di musim kemarau juga menimbulkan risiko terhadap pertanian hortikultura, yang pada umumnya lebih sensitif terhadap kondisi kelembapan tinggi. Tanaman hortikultura seperti cabai, bawang, dan tomat sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit akibat kelembaban berlebih.

“Kami mendorong petani hortikultura untuk mengantisipasi kondisi ini dengan menyiapkan sistem drainase yang baik dan perlindungan tanaman yang memadai,” ujar Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.

“Kita tidak bisa lagi berpaku pada pola iklim lama. Perubahan iklim global menyebabkan anomali-anomali yang harus kita waspadai dan adaptasi harus dilakukan secara cepat dan tepat,” ujarnya.

Dwikorita menekankan bahwa informasi prediktif dan analisis dari BMKG harus menjadi landasan dalam menyusun kebijakan dan strategi adaptasi di berbagai sektor, mulai dari pertanian, pengelolaan sumber daya air, hingga penanggulangan bencana.

Dengan kerangka pemantauan atmosfer yang terus diperbarui secara real time, BMKG memastikan akan terus menyampaikan informasi iklim yang akurat, terukur, dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dwikorita menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa musim kemarau tahun ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk menguji kemampuan adaptasi nasional terhadap dinamika iklim yang semakin kompleks.

“BMKG akan terus berkomitmen mendampingi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membaca perubahan cuaca dan iklim dengan lebih presisi, agar setiap langkah ke depan bisa lebih bijak dan berbasis data,” pungkasnya. (*)

Continue Reading

Berita Terbaru

Breaking News4 jam ago

Menteri PU Respons Cepat Atasi Tanggul Jebol Sungai Renggong di Grobogan

Bisniscorner.com  – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengambil langkah cepat dalam mengatasi tanggul jebol di Kali Buangan 1 (KB-1),...

Breaking News11 jam ago

Gencarkan Ekoteologi, Menag Nasaruddin Bagikan 300 Bibit Pohon di CFD Jakarta

Bisniscorner.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam...

Breaking News1 hari ago

Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek, BMKG: Perubahan Pola Iklim Harus Disikapi dengan Adaptasi Bijak

Bisniscorner.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, baru sekitar 19 persen zona musim...

Breaking News1 hari ago

Usai Ditata Kementerian PU, Kota Lama Banyumas Jadi Magnet Baru Wisata Heritage

Bisniscorner.com – Pariwisata merupakan salah satu sektor vital yang dapat menggerakkan perekonomian daerah. Dalam mendukung pengembangan sektor ini, Kementerian Pekerjaan...

Breaking News2 hari ago

Optimalkan Irigasi 1.200 Hektare, Bendungan Marangkayu Siap Dukung Swasembada Pangan

Bisniscorner.com – Pemerintah terus memperkuat infrastruktur sumber daya air untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satunya melalui pemanfaatan Bendungan...

Breaking News3 hari ago

Fokus pada Clinical Excellence, Siloam Jantung Diagram Perkuat Kompetensi Elektrofisiologi & Aritmia Lewat Kolaborasi Internasional

Bisniscorner.com  – Komitmen terhadap keunggulan layanan jantung kembali dibuktikan oleh Siloam Jantung Diagram melalui kolaborasi strategis bersama pakar internasional. Selama...

Trending