Bisniscorner.com – Masyarakat Numismatik Indonesia menggelar pameran uang berskala internasional “Indonesia Numismatic Show 5” di Lippo Mall Nusantara, Jakarta pada 23-25 Mei 2025. Mengambil tema “Worldwide Treasures in Indonesia” atau “Harta Karun Dunia Di Indonesia. Tema ini menegaskan Indonesia bukan hanya merupakan tempat pertemuan berbagai budaya,namun juga pertemuan kisah-kisah dunia dalam bentuk uang koin, uang kertas, medali, dan benda numismatik lainnya. Dengan demikian,kehadiran mereka disini, bukan hanya sebagai barang koleksi belaka, namun juga jejak awal peradaban, diplomasi hingga symbol kedaulatan.
Indonesia Numismatic Show (INS) 5 Diikuti lebih dari 45 peserta, diantaranya dari luar negeri. Mereka bukan hanya para kolektor, namun juga para pedagang dan juga lembaga pemeringkat berkala internasional. Masyarakat Numismatik Indonesia (MNI) sendiri merupakan perkumpulan numismatis nasional Indonesia yang berfokus pada pengembangan hobi dan minat mengoleksi uang kertas, koin, token, medali, dan artefak bersejarah dari Indonesia dan seluruh dunia.
Tomy Sugianto, Ketua Panitia INS 5 menjelaskan, sejak kehadiran Indonesia Numismatic Show yang pertama hingga kini, telah bertransformasi menjadi pameran numismatik yang terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2025, INS 5 didukung oleh dua organisasi internasional, yaitu PGCS, penyedia layanan penilaian numismatik. Java Auctions yang merupakan penyelenggara lelang dari Bandung dan Stack’s Bowers, balai lelang koin langka asal Amerika juga mendukung kegiatan ini.
“Ajang ini merupakan kegiatan tahunan yang telah diselenggarakan oleh MNI selama lima tahun terakhir ini. Setiap penyelenggaraan, antusiasme peserta terus meningkat dari tahun ke tahun. Bukan hanya jumlahnya, namun juga kualitas dari pameran ini terus meningkat. Tahun ini, sejumlah peserta dan kolektor internasional hadir. Diantaranya berasal dari Australia, Belanda, Cina, Filipina, Hong Kong, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Rusia dan Singapura. Mereka membawa serta sejumlah koleksi langka yang sebelumnya belum pernah terlihat oleh pecinta uang kuno di Indonesia,” jelas Tomy.
Sunardji, Ketua Masyarakat Numismatik Indonesia menyatakan, kegiatan ini merupakan misi MNI dalam mempromosikan numismatik melalui pendidikan, publikasi, dan perdagangan sambil melestarikan warisan moneter dan budaya Indonesia. Bagi MNI, kegiatan ini juga dapat memperkuat peran MNI dalam dunia numismatik secara nasional dan internasional sekaligus mendukung diplomasi ekonomi dan budaya Indonesia. Lewat pameran ini, MNI berharap bisa memperkenalkan Rupiah secara global dengan memamerkan nilai historis dan artistiknya, memperkuat perannya sebagai simbol kekuatan ekonomi Indonesia, sejalan dengan visi Bank Indonesia.
Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Hari Widodo mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Masyarakat Numismatik Indonesia. Menurutnya, INS merupakan pameran numismatik terbesar di Indonesia. Ia pun berharap bahwa lewat kegiatan ini, bisa menjadi sarana edukasi dan literasi bagi masyarakat dalam memahami mata uang Rupiah.
Dijelaskan olehnya, uang Rupiah tidak hanya memiliki fungsi sebagai alat pembayaran saja, namun juga menjadi simbol kedaulatan bangsa. Ini merupakan hal yang patut dibanggakan, mengingat kita memiliki mata uang yang berdaulat dan perlu kita jaga kedaulatannya, khususnya di negeri kita sendiri. Mata uang ini merupakan jendela Indonesia, karena pada selembar uang rupiah sejarah perjalanan bangsa. Selain menampilkan gambar para pahlawan, juga gambar-gambar pemandangan dan juga kekayaan budaya. Oleh sebab itu, Rupiah menjadi Duta Indonesia.
“Masyarakat diharapkan dapat lebih mencintai Rupiah dengan mengenali ciri-ciri uang Rupiah kita dan menjaganya dengan memperlakukan mata uang ini dengan baik. Bagaimanapun, Rupiah menimbulkan kebanggaan, selaian sebagai simbol kedaulatan juga alat pemersatu bangsa. Oleh sebab itu, masyarakat perlu memiliki pemahamam akan fungsi rupiah dalam perekonomian juga,” jelasnya.
“Akan ada sejumlah kegiatan edukasi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan Bank Indonesia. Zainal Airlangga, kurator Museum Bank Indonesia memberikan paparan dalam seminar “ Perjalanan Mata Uang Indonesia, Dalam Prespektif Sejarah dan Budaya”. Kemudian ada lokakarya yang melibatkan siswa-siswa sekolah. Pada kegiatan ini mereka akan belajar cara mendeteksi uang asli atau palsu. Yang paling ditunngu tentu saja adalah Lelang Gembira,” pungkas Tomy Sugianto. (Rls)